HOME, InvesYuk

Jelang Hari Kemerdekaan RI, IHSG Loyo

Jelang Hari Kemerdekaan RI, IHSG Loyo

MOMSMONEY.ID - Jelang perayaan hari kemerdekaan Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah. Pada penutupan di Bursa Efek Indonesia, Senin (16/8), IHSG melemah 0,84% atau 51,58 poin ke level 6.087,91.

Total volume transaksi bursa mencapai 23,42 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 11,68 triliun. Sebanyak 342 saham mengalami koreksi harga. Di sisi lain, ada 156 saham yang menguat dan 152 saham flat.

Sektor dengan pelemahan harga terdalam terjadi pada saham emiten teknologi yang merosot 5,38%. Disusul, sektor transportasi dan logistik turun 2,64%, sektor barang baku turun 1,24%, sektor kesehatan melorot 1,24% dan sektor barang konsumsi non-primer turun 0,72%.

Selanjutnya, ada sektor barang konsumsi primer yang tergerus 0,58%, sektor infrastruktur melemah 0,55%, sektor perindustrian turun 0,38%, sektor keuangan melemah 0,31%, sektor energi turun 0,18% dan sektor properti turun tipis 0,16%.

Pelemahan IHSG hari ini, menurut analis Erdikha Elit Sekuritas, Hendri Widiantoro, dikarenakan usai pidato kenegaraan oleh Presiden Joko Widodo.

Kata Hendri, dalam pidato tersebut, Presiden menyampaikan bagaimana langkah dan strategi ekonomi Indonesia pada tahun 2022.

Selain itu ada pula pembacaan RAPBN 2022 yang mana didapat hasil untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2022 berkisar 5,0% - 5,5%, inflasi diproyeksikan akan terjaga di level 3,0%, nilai tukar rupiah pada kisaran Rp 14.350, suku bunga SUN 10 Tahun diperkirakan 6,82%, harga minyak mentah diperkirakan US$ 63 per barel, lifting minyak diperkirakan 703.000 barel perhari dan terkahir lifting gas diperkirakan setara minyak perhari 1.036 ribu barel.

Menurut Hendri, dari proyeksi indiktaor ekonomi tersebut memang cenderung positif, namun sentimen negatif yang membuat pelemahan indeks domestik cukup signifikan, yakni datang dari perkembangan kasus Covid-19 domestik.

Data menunjukkan, per 15 Agutus 2021, kasus baru covid-19 kembali turun menjadi 20.813.  Sedangkan untuk rata-rata 7 hari, kasusnya menjadi berada di angka 26.903.

"Namun, disamping itu, angka kematian di Indonesia menunjukkan peningkatan yakni 117.588. Angka kematian sebesar itu menempatkan Indonesia di posisi 10 besar dengan kematian Covid-19 terburuk saat ini," beber Hendri.

Baca Juga: Masih Ada Promo Hemat Agustus di Tiket.com, Yuk Lihat Infonya di Sini!

Selain itu, Hendri melihat, tekanan lain muncul dari bursa Asia yang cenderung turun menyusul dengan rilisnya beberapa data indikator ekonomi China.

Contohnya penjualan ritel, produksi industri, dan investasi aset yang hampir cenderung lebih rendah bahkan untuk tingkat pengangguran pun cenderung stagnan.

Hendri juga melihat, hari ini juga merupakan hari kejepit nasional (harpitnas) karena esok, Selasa 17 Agustus 2021 merupakan hari libur bursa untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. "Sehingga pada hari Senin ini transaksi saham rata-rata volume 5 hari perdagangan saja," imbuhnya.

Untuk perdagangan Rabu lusa (18/8), ada beberapa indikator ekonomi yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar. Di antaranya, dari domestik akan dirilis data terkait neraca perdagangan pada bulan Juli yang diproyeksikan akan kembali surplus dan cenderung meningkat sebesar US$ 2,27 miliar dari sebelumnya US$ 1,32 miliar.

Kemudian, data ekspor bulan Juli yang diproyeksikan tumbuh 30,2% cenderung lebih turun dari sebelumnya yang tumbuh 54,4%.

Disusul juga oleh Impor bulan Juli yang diproyeksikan akan cenderung lebih turun juga dari sebelumnya 60,12% menjadi 52,15%.

Proyeksi penurunan data ekspor dan impor ini sejalan dengan kondisi bulan Juli yang mana dari domestik, kasus Covid-19 sedang meningkat cukup tinggi.

"Kebijakan PPKM juga sudah berlaku dan cenderung lebih ketat dibandingkan pada periode Agustus. Sehingga, menganggu dari sisi aktivitas ekonomi dan mobilitasnya yang berpengaruh juga terhadap beberapa indikator ekonominya," imbuhnya.

Selain dari domestik, indikator eksternal yang perlu diperhatikan yakni terkait rilisnya data cadangan minyak mentah dan gasoline Amerika Serikat secara mingguan, serta dari area Eropa akan rilis angka inflasi selama bulan Juli yang diproyeksikan akan cenderung meningkat secara tahunannya yakni 2,2% dari sebelumnya 1,9%, namun untuk bulanannya diproyeksikan akan cenderung terkontraksi sebesar -0,1% dari sebelumnya 0,3%.

Dengan beberapa katalis di atas, maka Hendri memproyeksikan indeks pada hari Rabu diperkirakan akan fluktuatif di level support 6.055 dan level resistance 6.125. Adapun saham-saham yang bisa dicermati seperti BBRI, ERAA, INDF, BBKP.

Baca Juga: Kocak! Selain 404 Not Found, Ada Kode Error Tidak Mau Menyeduh Kopi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News