Keluarga

Jangan Diabaikan! Ini Tanda-Tanda Anak Remaja Ingin Bunuh Diri

Jangan Diabaikan! Ini Tanda-Tanda Anak Remaja Ingin Bunuh Diri

MOMSMONEY.ID - Simak tanda-tanda anak remaja ingin bunuh diri berikut ini, supaya Anda dapat mencegahnya dengan segera.

Ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan seorang anak remaja memiliki pikiran atau keinginan untuk bunuh diri.

Dilansir dari laman Johns Hopkins Medicine, berikut beberapa tanda peringatan bunuh diri pada anak remaja yang perlu orang tua waspadai:

Baca Juga: 5 Masalah Perilaku pada Balita dan Cara Mengatasinya dengan Tepat

  • Perubahan pola makan dan tidur
  • Kehilangan minat pada aktivitas yang disukai
  • Menarik diri dari teman dan keluarga
  • Bertingkah dan melarikan diri
  • Minum alkohol dan menggunakan narkoba
  • Mengabaikan penampilan
  • Mengambil risiko yang tidak perlu
  • Obsesi dengan kematian
  • Keluhan fisik yang berkaitan dengan tekanan emosional seperti sakit perut, sakit kepala, dan kelelahan ekstrem
  • Kehilangan minat untuk bersekolah atau mengerjakan pekerjaan sekolah
  • Sering merasa bosan
  • Sulit fokus
  • Merasa ingin mati
  • Kurang respons terhadap pujian
  • Mengatakan “Saya ingin mati” atau “Saya ingin bunuh diri”
  • Memberikan petunjuk verbal seperti “Saya tidak akan menjadi masalah lagi”
  • Memberikan barang-barang kesayangan atau membuang barang-barang penting
  • Tiba-tiba ceria setelah periode depresi
  • Mengungkapkan pikiran aneh
  • Menulis 1 atau lebih catatan bunuh diri

Nah, Moms, apakah beberapa tanda di atas ada pada diri anak remaja Anda?

Sebagai upaya untuk mencegah anak merealisasikan keinginannya untuk bunuh diri, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan, dilansir dari Mayo Clinic dan healthychildren.org, simak baik-baik, ya:

1. Akui perasaan negatif anak

Saat anak remaja Anda mengalami masa-masa sulit, berikan mereka dukungan alih-alih meremehkannya. Dengarkan segala kekhawatiran anak dan beri tahu mereka bahwa Anda akan selalu ada untuk membantu.

Cari juga cara untuk memberikan dukungan spiritual dan pribadi serta teknik coping yang dapat digunakan untuk membantu memperbaiki situasi.

2. Tanggapi anak dengan penuh empati

Ketika anak remaja Anda berbicara atau menulis sesuatu tentang keinginan bunuh diri, dapat dimengerti jika Anda akan merasa shock atau marah. Bahkan, mungkin saja Anda ingin menyangkal apa yang Anda saksikan tersebut atau berdebat dengan anak.

Namun, berusahalah untuk tetap bersikap tenang. Ciptakanlah ruang yang aman di mana anak remaja Anda dapat memercayai Anda untuk mendengarkan apa yang sedang mereka rasakan.

Saat anak menceritakan masalahnya kepada Anda, dengarkan dengan penuh perhatian tanpa menghakimi atau menyalahkan mereka.

Tindakan ini akan mengingatkan anak bahwa mereka tidak sendirian dan masih memiliki seseorang yang akan selalu ada di sisinya.

3. Tingkatkan konektivitas sosial

Identifikasilah cara untuk lebih terhubung sebagai keluarga. Anda juga bisa membantu anak membangun pengalaman sosial virtual atau tatap muka dengan teman-teman kepercayaan mereka.

Saat anak memiliki banyak kesempatan untuk terhubung dengan keluarga dan teman sebayanya, itu bisa membantu transisi perasaan kesepian dan ketidakberdayaan anak menjadi rasa saling memiliki.

4. Lakukan percakapan yang mendalam

Jadilah proaktif dan tanyakan apa yang salah pada anak remaja Anda. Jika Anda khawatir anak remaja Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, katakan secara langsung dan tanyakan “Apakah kamu berpikir untuk menyakiti diri sendiri?”.

Tak perlu ragu-ragu saat Anda berniat menyampaikan pertanyaan tersebut. Karena, bertanya kepada anak tentang pikiran untuk bunuh diri tidaklah membahayakan dan sering kali membantu.

Jika anak remaja Anda menjawab “Ya”, tetaplah bersikap tenang namun jangan meremehkan situasinya. Lanjutkan dengan menanyakan bagaimana Anda dapat membantu anak dan ungkapkan kekhawatiran Anda tentang perasaan mereka.

Jangan lupa juga untuk segera mencari bantuan profesional.

Baca Juga: 7 Cara untuk Membantu Anak Menghafal Al-Qur’an

5. Ajak anak berolahraga

Aktivitas fisik mampu meredakan gejala kesehatan mental dan bisa mendukung rencana kesehatan anak remaja Anda. Baik itu berolahraga di gym atau sekadar berjalan-jalan di sekitar rumah.

Olahraga akan membantu meningkatkan suasana hati anak dengan merangsang produksi endorfin atau zat alami di otak serta tubuh yang membantu menyeimbangkan stres dan mengelola rasa sakit.

Dengan berolahraga, zat otak dan tubuh lainnya yang bernama serotonin juga akan meningkat dan menjadikan suasana hati lebih positif sekaligus membuat tidur lebih nyenyak.

Para ahli merekomendasikan untuk berolahraga 30-40 menit sebanyak 2-5 kali per minggu. Ingat, apapun bentuk olahraganya tetap akan memberikan manfaat.

Yang terpenting, anak remaja Anda mampu menikmati kegiatan ini dan merasa termotivasi untuk melakukannya secara teratur.

6. Sembunyikan senjata atau benda tajam di rumah

Setengah dari kasus bunuh diri di kalangan remaja dilakukan menggunakan senjata api. Jadi, segera sembunyikan atau bahkan singkirkan seluruh senjata yang Anda miliki saat anak remaja Anda sedang berjuang melawan pikirannya untuk bunuh diri.

Lakukan hal yang sama juga untuk benda tajam seperti pisau, alkohol, obat-obatan, produk pembersih, racun tikus, inhalansia, tali, ikat pinggang, hingga antifreeze

Pastikan untuk menyimpan benda-benda tersebut di ruangan terkunci dan letakkan kunci di tempat yang hanya diketahui oleh Anda. Cara ini terbilang cukup efektif untuk membantu mengurangi risiko bunuh diri pada anak.

7. Cari bantuan profesional

Apabila anak remaja Anda mulai melukai dirinya sendiri, segera bawa mereka ke UGD rumah sakit setempat. Tindakan cepat semacam ini sangatlah penting ketika segala sesuatunya telah mencapai titik krisis.

Jika Anda masih sekadar melihat tanda-tanda pikiran untuk bunuh diri pada anak tapi tidak merasakan krisis, Anda tetap perlu mengambil tindakan yakni dengan menghubungi dokter anak atau penyedia layanan kesehatan mental terdekat yang menangani anak-anak dan remaja.

Jelaskan kepada profesional tentang apa yang Anda lihat dan dengar serta jadwalkan evaluasi kesehatan mental anak.

Dengan begini, penyedia layanan kesehatan mental akan membuat rencana keselamatan yang mencakup tanda-tanda peringatan atau pemicu pikiran bunuh diri.

Itu langkah yang mungkin membantu anak mengatasi keinginan bunuh diri, sumber dukungan, hingga kontak darurat sekaligus langkah yang harus diambil ketika keadaan memburuk.

Itulah tanda-tanda anak remaja ingin bunuh diri yang harus orang tua ketahui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News