kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intip Tips Berinvestasi Ala Founder Finansialku.com Melvin Mumpuni


Jumat, 28 April 2023 / 13:27 WIB
Intip Tips Berinvestasi Ala Founder Finansialku.com Melvin Mumpuni
ILUSTRASI. Melvin Mumpuni, Founder Finansialku. Strategi yang digunakan adalah strategi investasi yang mengejar return portofolio sekitar 12% per tahun.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Buku adalah jendela dunia. Pepatah ini berlaku bagi Melvin Mumpuni. Pria yang saat ini menjabat sebagai founder Finansialku.com ini tertarik berinvestasi karena termotivasi dari buku-buku personal finance yang ditulis oleh Robert T. Kiyosaki.

Melvin menjajal berinvestasi ketika lulus kuliah S-1 sekitar tahun 2011. Saat itu, Melvin mencoba reksadana saham, karena produk yang dapat dibeli dengan modal yang terbatas. Pada saat itu reksadana saham dapat dibeli dengan modal Rp 500.000.

Dari sana, muncul keinginan Melvin untuk menambah portofolionya. Setelah mencoba reksadana saham, dia memberanikan diri mencoba investasi saham. Kala itu untuk memulai investasi saham dia memerlukan modal Rp 10 juta.

Saat ini, saham menjadi kontributor utama keranjang portofolio Melvin. Namun, Melvin tidak sembarangan dalam memilih saham. Sebanyak 20% instrumen investasi Melvin adalah saham keping biru (blue chip). Saham blue chips dipilih karena fundamental perusahaan yang kuat, harga saham terdiskon paling tidak 15% dan masih memberikan dividen 4% per tahun.

Baca Juga: Sisa THR Lebaran Masih Ada? Ini Tips dari Pegadaian

Kemudian, sebanyak 30% portofolio investasi Melvin berupa saham value stock. Selain berfundamental kuat, saham yang dipilih paling tidak harganya terdiskon 30%. Namun, akan semakin bernilai tambah jika ada dividen minimal 3% per tahun.

Selain saham, Melvin juga tidak meninggalkan reksadana sebagai pilihan investasinya, di mana sebanyak 20% portofolio investasinya berupa reksadana. Untuk reksadana, Melvin memilih berdasarkan beberapa kriteria teknis, seperti dana kelolaan atau asset under management (AUM), perusahaan manajer investasi yang mengelola, hingga sharpe ratio.

Sebanyak 20% investasi Melvin berupa peer-to-peer (P2P) lending dan securities crowdfunding. “Saya membandingkan antara potensi untung yang saya terima dan potensi risiko maksimal,” kata pria kelahiran 1989 ini.

Terakhir, sebanyak 10% dari keranjang investasi Melvin diletakkan di beberapa produk investasi non pasar modal. Di luar portofolio investasi, dia juga melakukan perdagangan emas berjangka yang merupakan produk GOFX dari bursa ICDX (Indonesia Commodity and Derivatives Exchange) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia.

Baca Juga: 4 Cara Investasi ala Warren Buffett yang Mudah Dilakukan

Rutin mengecek portofolio

Adapun tujuan investasi Melvin disesuaikan dengan tujuan keuangan jangka pendek, menengah dan panjang. Misal untuk jangka panjang, dia mempersiapkan imbal hasil investasi untuk dana pensiun.

Pria yang juga berprofesi sebagai perencana keuangan ini memiliki  strategi khusus dalam berinvestasi. Strategi yang digunakan adalah strategi investasi yang mengejar return portofolio sekitar 12% per tahun. Strategi ini disesuaikan dengan tiga tujuan investasi, yakni jangka pendek atau kurang dari 1 tahun, jangka menengah dengan rentang  waktu 1 tahun sampai 5 tahun, dan jangka panjang atau lebih dari 5 tahun.

“Saya pribadi mengecek portofolio investasi seminggu sekali, karena saya memiliki hobi dan passion di investasi,” terang pria yang memperoleh Magister Administrasi Bisnis ITB tersebut.

Namun Melvin menyarankan klien-kliennya untuk mengecek portofolio investasi minimal sebulan sekali. Hal ini bertujuan untuk memastikan kinerja investasinya masih sesuai dengan rencana investasi.

Baca Juga: Pengkritik Sebut Robert Kiyosaki Ajarkan Taktik Ilegal, Ini Gagasan Kontroversialnya

Melvin memiliki tiga prinsip yang dipegang teguh dalam berinvestasi.  Pertama, cara memperbesar hasil investasi yang sesuai dengan konsep Time Value of Money adalah perbesar modal awal, perbesar investasi rutin (misal investasi bulanan), perpanjang waktu investasi, dan perbesar return. Akan tetapi, risiko juga akan meningkat.

Kedua, Melvin melihat risiko maksimal sebelum berinvestasi dan mencari strategi untuk mengurangi risiko tersebut. Prinsip ini sesuai dengan kata Benjamin Graham, yakni inti dari manajemen investasi adalah manajemen risiko, bukan manajemen return.

Ketiga, investasi perlu dikelola (management), mulai dari rencana (plan), dieksekusi (do), di-review berkala (check) dan diperbaiki jika perlu (action). “Saya meyakini segala sesuatu perlu manajemen dan disiplin untuk bisa sukses, termasuk investasi,” kata Melvin.

Sudah malang melintang di dunia investasi cukup lama, setumpuk suka dan duka pernah Melvin alami selama melakukan investasi. Hal yang menyenangkan dalam berinvestasi adalah mendapatkan keuntungan, setelah melakukan proses investasi dengan benar.

Baca Juga: Agar Tidak Terjebak Beli Saham di Harga Pucuk, Cermati Strategi Berikut

Di sisi lain, Melvin pernah mengaku melewatkan kesempatan cuan dari tren saham bank digital yang sempat melambung tinggi. Pada saat itu, Melvin tidak mengambil posisi beli saham bank digital, karena dia lebih yakin dengan bank non-digital.

Sebagai seorang yang dekat dengan industri digital, Melvin memahami biaya untuk modal atau capital expenditure (capex) yang harus dikeluarkan untuk membangun ekosistem digital. Dia meyakini hanya bank-bank besar yang memiliki capex  sebesar itu. Pada saat itu, banyak orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari saham-saham bank digital.

“Saya terlewat dari euforia bank digital tersebut. Banyak pelajaran pada saat itu antara prinsip investasi dan euphoria market,” lanjut pria asal Pekalongan ini.

Dia pun membagi tips berinvestasi kepada investor pemula. Pertama, tentukan terlebih dahulu apa tujuan investasi. Apakah ada tujuan yang spesifik, misal menyiapkan uang sekolah anak, menyiapkan uang pensiun, atau lainnya.

Kedua, jika seorang investor sudah menentukan tujuan yang jelas, maka ada dua pilihan. Jika seseorang masih memiliki waktu, maka investor dapat belajar dulu sembari melakukan praktik. Banyak anak-anak muda yang berhasil investasi dengan strategi ini. Namun, jika investor tidak memiliki cukup waktu untuk belajar, maka dapat berkonsultasi dengan perencana keuangan atau penasihat investasi.

Baca Juga: Tips Memaksimalkan Cuan dari Musim Pembagian Dividen

Ide bisnis dari tesis

Melvin mendirikan Finansialku pada tahun 2013. Ide Finansialku datang dari ide tesis ketika dia mengambil pendidikan magister. Pesatnya perkembangan teknologi informasi di Indonesia berpotensi terus bertumbuh, termasuk teknologi di bidang finansial.

Awalnya, Melvin memulai dengan ide sederhana, yaitu aplikasi untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan. Finansialku kemudian mulai memperkuat lini konsultasi keuangan dan pendampingan investasi. Finansialku akhirnya terus bertumbuh. Tahun ini Finansialku bekerja sama dengan salah satu perusahaan penasihat investasi, bernama Moduit untuk membentuk financial academy.

Melvin memiliki prinsip “manusia yang bertumbuh, jadilah tandon air,” Manusia harus berkembang dan memperbesar kapasitas diri, yang awalnya hanya sebesar gelas air mineral dengan kapasitas kecil menjadi sebuah tandon air dengan kapasitas hingga ribuan liter. “Tentu saja dengan kebiasaan-kebiasaan kecil seperti rutin berpuasa, beribadah, berbagi, baca buku, bekerja, berolahraga, berdiskusi dengan ahli di bidang tertentu,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×