HOME, AturUang

Ini Strategi Buka Usaha dengan Modal Kecil, Hanya Rp 1 juta

Ini Strategi Buka Usaha dengan Modal Kecil, Hanya Rp 1 juta

MOMSMONEY.ID - Seiring dengan berkembangnya zaman, kewirausahaan kini tidak hanya diminati oleh mereka yang sudah mapan. Dengan modal minim pun, seorang milenial dapat mengembangkan sayap bisnisnya.

Jika Anda ingin memulai bisnis dengan modal kecil, CEO dan Co-Founder Ternak Uang Raymond Chin berbagi tips untuk membangun bisnis dengan modal tipis, yakni hanya Rp 1 juta.

Lalu, bagaimana cara memulainya? Intip tips memulai bisnis dengan modal Rp1 juta ala Raymond Chin berikut ini:

Baca Juga: 4 Tren Desain Dapur yang Diprediksi Akan Ditinggalkan di Tahun 2022

- Tentukan Ide Bisnis

Untuk memulai bisnis dengan modal tipis, Raymond menyarankan untuk tidak terpaku pada toko fisik.

"Kalau modal kita tidak banyak, kita tidak mungkin membuka restoran atau kantor. Pastikan produk dijual secara digital dan kita juga tidak harus punya stok barang," papar Raymond dalam kanal YouTube miliknya.

"Biasanya ide bisnis keluar dari hal sehari-hari. Idenya bisa besar, misalnya membuka restoran. Tapi dalam praktiknya kita masak di dapur sendiri dan menjualnya secara online," imbuhnya.

Terkait pemilihan ide bisnis, ia menganjurkan untuk melihat peluang dari kegiatan sehari-hari. Sebagai contoh, berjualan basreng (bakso goreng).

Baca Juga: Langkah-Langkah Bayar Tagihan Listrik PLN di ATM dan M-Banking BRI

- Riset

Karena modalnya kecil, riset pasar dan riset kompetitor wajib dilakukan agar seorang pebisnis bisa menentukan jenis produk dan strategi pemasarannya.

"Riset pasar misalnya basreng, lihat di sekitar apakah banyak orang yang mencari basreng. Lalu lihat di aplikasi pesan antar makanan, apakah banyak yang menjual basreng atau tidak," sambung investor muda tersebut.

Sedangkan untuk tahap riset kompetitor, Raymond berpijak pada sebuah prinsip.

"Cari tahu produk kompetitor, mulai dari produk, harga, dan layanannya. Prinsipnya ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) produknya," kata Raymond.

Baca Juga: ​8 Buah yang Mengandung Vitamin C Tinggi, Selain Jeruk

- Produk

Dari 100% modal, tetapkan disiplin, alokasi untuk produksi sebanyak 40%. Dalam studi kasus jualan basreng misalnya, berarti modal yang dialokasikan sebesar Rp 400 ribu.

Raymond mengingatkan, untuk tidak membuat stok produk banyak karena produk yang dijual belum tentu laris.

"Karena modal kecil harus perhatikan cashflow, jadi lebih baik buat sistem pre order atau per batch. Modal kecil jangan berharap stok besar. Make sure juga mendapatkan keuntungan yang sehat," lanjut Raymond.

Baca Juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan 5 Vaksin Covid-19 untuk Booster

- Marketing

Untuk anggaran marketing, Raymond juga mengalokasikan 40%n modalnya. Namun untuk pemasaran, jangan fokus pada promosi, melainkan dengan melengkapi faktor-faktor yang nantinya akan melekat dengan produk yang dipasarkan.

"Ketika produk sudah siap, lanjut ke marketing. Budget kecil, modalnya jangan seluruhnya disalurkan ke distribusi atau promosi. Lebih baik buat fondasi, misalnya desain, logo, kemasan, dan lain-lain. Itu akan lebih bermanfaat untuk ke depannya," tandas Raymond.

- Operasional

Sisanya, 20% modal dipakai untuk operasional. Tapi uang ini bukan untuk menggaji karyawan, melainkan untuk keperluan pencatatan keuangan dan dana talangan.

Dengan komposisi modal bisnis 40% produk, 40% marketing, dan 20% untuk operasional, Raymond optimistis strateginya untuk memulai bisnis bermodal kecil bisa menghasilkan cuan yang banyak.

"Intinya, kunci bisnis modal kecil itu bergantung pada cashflow," tutup Raymond Chin.

Baca Juga: Dijamin Booming! Ini Dia Tren Konten yang Akan Penuhi Instagram di 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News