HOME, Keluarga

Ini 5 Masalah Kesehatan yang Bisa Menyerang Kura-Kura Air

Ini 5 Masalah Kesehatan yang Bisa Menyerang Kura-Kura Air

MOMSMONEY.ID - Apakah Anda ingin atau sedang memelihara kura-kura air? Kura-kura air merupakan salah satu hewan reptil yang aman untuk dipelihara keluarga. Spesies ini cukup beragam, memiliki ukuran sedang, dan cukup cerdas.

Meski kura-kura air tampaknya ini mudah dirawat, namun Anda tetap perlu memberinya perawatan yang baik.

Maka, penting mengenal karakteristik hewan ini. Salah satunya masalah kondisi kesehatan yang rentan menyerang kura-kura air. Beberapa di antaranya dapat diobati secara mandiri dengan petunjuk dokter hewan, sedangkan lainnya membutuhkan penanganan medis yang lebih ahli.

Dilansir dari Euro Turtle, ini beberapa penyakit umum yang dapat diderita kura-kura:

Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi pada kura-kura (tanpa adanya kondisi kesehatan serius) saat ini jarang terjadi karena ketersediaan luas informasi peternakan, makanan kura-kura komersial, dan produk perawatan yang sesuai. Namun, masalah kekurangan nutrisi terkadang terjadi sebagai bagian dari masalah kesehatan kronis lainnya. Inilah yang harus Anda perhatikan dan waspadai.

Sebagai contoh, dilansir dari Reptiles Magazine, cangkang lunak (gejala hiperparatiroidisme sekunder nutrisi) disebabkan oleh kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi, fosfor makanan yang berlebihan, dan kurangnya sinar ultraviolet. Ini menyebabkan kura-kura muda mengalami kelemahan dan patah tulang.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Kucing Peliharaan

Lainnya, kekurangan vitamin A pada kura-kura juga sering menyebabkan mata bengkak. Ini karena kura-kura muda hanya mendapatkan makanan berupa daging sapi, ayam, serangga, atau selada saja. Oleh karena itu, keseimbangan nutrisi perlu diperhatikan melalui pemberian jenis pakannya. Pelet kura-kura adalah solusi yang baik untuk memberi nutrisi yang seimbang.

Kondisi parasit

Kura-kura air dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi parasit baik secara internal dan eksternal. Parasit ini termasuk lintah, teritip, endoparasit, protozoa, dan cacing. Parasit-parasit ini dapat muncul untuk mengambil darah (lintah), menyebabkan stres, kerusakan cangkang, dan iritasi bahkan ke organ dalamnya.

Infeksi bakteri

Infeksi bakteri pada dermis (dua lapisan utama jaringan yang membentuk kulit) adalah hal yang umum dan dapat terlihat. Gejalanya adalah adanya lesion (luka), ulerasi, dan perubahan warna pada dermis.

Infeksi bakteri yang memengaruhi meliputi: Dermatitis Erosif Fokal (FED), Septikemia Penyakit Kulit Ulseratif (SCUD), Dermatitis Papiler (PD), ensefalitis bacterial, dan infeksi chylamydia.

Baca Juga: Ingin Punya Hewan Peliharaan? Ini 6 Hewan Peliharaan Umum yang Mudah Dirawat

Infeksi jamur

Kura-kura sebenarnya hidup secara soliter (sendiri, berpasangan, dan tidak berkelompok), sehingga masalah jamur tidak begitu rentan. Namun, bila hidup di penangkaran dan beramai-ramai, infeksi jamur bisa menyebar dari satu kura-kura ke kura-kura lainnya. Gejalanya adalah lesi (luka) yang dapat terletak baik dermal (superfisial pada kulit) maupun sistemik (infeksi organ dalam).

Untuk masalah jamur yang ringan, ini dapat diatasi dengan pemberian salep dan perbaikan kualitas air. Namun, pengobatan infeksi sistemik jauh lebih sulit karena dapat memengaruhi organ vital seperti paru-paru dan hati, sehingga angka kematiannya juga lebih tinggi.

Virus

Kura-kura juga rentan terhadap masalah virus. Ada dua infeksi virus yang diketahui dapat memengaruhi kura-kura, yakni penyakit pernapasan herpesvirus dan penyakit bercak abu-abu (GPD).  Gejala penyakit pernapasan herpesvirus antara lain lesi di mulut, konjungtivitis, trakeitis (infeksi pada trakea yang mengarah ke paru-paru). Penyakit ini kemudian akan berkembang dan memicu GPD.

Pemicunya adalah stres karena suhu tinggi, perubahan suhu yang cepat, kepadatan penduduk, dan kualitas air yang buruk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News