HOME, InvesYuk

IHSG Naik 0,62% pada Kamis (16/6), Investor Priced In Kenaikan FFR

IHSG Naik 0,62% pada Kamis (16/6), Investor Priced In Kenaikan FFR

MOMSMONEY.ID -  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan hari Kamis (16/6). Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI Business, IHSG naik 43,2 poin atau 0,62% ke level 7.050.326 pada penutupan perdagangan. Sepanjang perdagangan IHSG berada di zona hijau.

Sebanyak 10 dari 11 sektor ditutup di zona hijau jadi penyokong IHSG. Sektor yang menguat paling tinggi antara lain adalah energi 2,25%, sektor perindustrian 1,24%, sektor barang konsumer non primer 1,18%, sektor transportasi 1,07%, sektor kesehatan 1,07% dan sektor keuangan 0,99%.  

Total volume perdagangan saham di BEI mencapai 28,77 miliar dengan total nilai transaksi Rp 17,68 triliun. Ada 326 saham yang menguat, 206 saham yang melemah dan 154 saham yang stagnan.

Investor asing mencatat net buy sebesar Rp 397,59 miliar di seluruh pasar.

Baca Juga: IHSG Rebound 0,96% pada Awal Perdagangan Kamis (16/6), Bursa AS Juga Rebound

Hendri Widiantoro Analis Erdikha Elit Sekuritas mengatakan sentimen penggerak bursa hari ini datang dari Eropa. Setelah melihat hasil dari keputusan The Fed yang menaikkan Tingkat  suku bunga acuan ke kisaran 1,5%-1,75% dan menjadi titik tertinggi sejak pandemi Covid-19 di Maret 2020 respon dari pelaku pasar sudah ter price in pada perdagangan sepekan terakhir.  

Investor juga perlu memerhatikan hal di mana Bank of England yang juga dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan moneternya sore hari ini waktu Indonesia. BOE diprediksikan akan mengekor keagresifan The Fed untuk meredam inflasi yang melonjak. 

Menurut hasil konsensus diproyeksikan bahwa BOE akan menaikkan suku bunga acuannya pada hari ini menjadi 1,25% dari 1%. Namun, banyak pula yang menilai kenaikan ke 1,5% masih memiliki potensi yang besar.  BOE nampaknya harus menahan tekanan untuk bergabung dengan bank sentral lainnya untuk bertindak lebih hawkish, mengingat dalam hal ini,  Inggris terlihat lebih rawan terhadap resesi ketimbang negara-negara lainya. 

Pasar juga diperkirakan masih diwarnai dengan volatilitas tinggi menyambut berbagai respons pengambil kebijakan dalam menangani ekonomi yang ada. Investor juga nampak perlu melihat rilis tingkat inflasi EU yang sudah berada pada puncaknya sebagai dasar untuk pengambilan tingkat suku bunga di UE.  

Tingkat inflasi tahunan di kawasan Euro meningkat menjadi 8,1% pada Mei 2022, rekor tertinggi baru, dari 7,4% di masing-masing dua bulan sebelumnya dan jauh di atas perkiraan pasar sebesar 7,7% pada saat itu. Perkiraan awal menunjukkan harga energi terus mencatat kenaikan terbesar (39,2% vs 37,5% pada April) meskipun ada kenaikan harga yang meluas, termasuk untuk makanan, alkohol dan tembakau (7,5% vs 6,3%), barang industri non-energi (4,2 % vs 3,8%) dan layanan (3,5% vs 3,3%). Tidak termasuk energi, inflasi meningkat menjadi 4,6% dari 4,1%, lebih dari dua kali lipat target ECB sebesar 2%, sebagai tanda tekanan harga di Eropa tetap tinggi dan belum mencapai puncaknya, memperkuat alasan ECB untuk mulai menaikkan biaya pinjaman.

Sekali lagi, paar saat ini masih akan dibayangi oleh volatilitas sembari menanti rilis data yang ada dari luar. 

Indeks pada perdagangan Jumat (17/6), Hendri perkirakan akan bergerak pada range level support 7.000 dan level resistance 7.100

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News