HOME, Santai

Hustle Culture, Budaya Gila Kerja yang Bisa Mengancam Kesehatan Mental

Hustle Culture, Budaya Gila Kerja yang Bisa Mengancam Kesehatan Mental

MOMSMONEY.ID - Remaja milenial pasati sudah tidak asing dengan istilah Hustle Culture. Istilah yang muncul di masa kini ini cukup menjelaskan tentang kehidupan manusia yang terus bergerak tanpa berhenti.

Sebagaimana yang dilansir dari laman The Finery Report, definisi hustle culture adalah sebuah kondisi lingkungan dimana jam kerja tidak memiliki batas. 

Orang-orang yang menganut hustle culture ini adalah orang-orang workaholic yang bekerja tanpa mengenal waktu.

Baca Juga: Kontrol Kebiasaan Makan Anda dengan Mindful Eating Yuk

Mereka juga akan mengutamakan kepentingan pekerjaannya dibanding hal lain. Hustle culture mulai muncul di kalangan pekerja masa kini lantaran banyaknya ekposure untuk terus bekerja dan meraih impian.

Exposure dari sosial media menjadi sumber utama munculnya hustle culture. Pekerja mulai berlomba-lomba memposting kehidupan kerjanya yang tiada henti. 

Tak jarang pekerja juga memposting kegiatan sibuk dan produktif yang mereka miliki dengan bangga. Sehingga membuat orang lain merasa kurang produktif dan membuat orang lain juga berlomba-lomba membuat diri mereka lebih produktif.

Walaupun hustle culture terlihat baik dan memiliki dampak baik bagi karier seseorang, namun bisa membawa dampak buruk juga bagi pekerjanya.

Baca Juga: Mengenal Burnout, Kondisi Lelah Mental yang Bisa Ganggu Kesehatan Mental

Melansir dari laman The Daily Star, hustle culture bisa menciptakan kondisi kantor yang tidak sehat. Pekerja baik di kantor maupun di luar kantor akan berkompetisi untuk mendapatkan pengakuan atau posisi tertentu dengan cara motivasi yang tidak sehat seperti overworking.

Selain itu hustle culture juga akan berpengaruh terhadap mental seseorang. Kelelahan, kuwalahan, dan kesibukan yang tidak ada hentinya akan membawa seseorang menjadi lelah secara mental. Hal tersebutlah yang menyebabkan munculnya burnout.

Burnout dapat membuat pekerja kehilangan motivasi untuk bekerja dan mejadi lebih pesimis. Di samping itu, kurangnya waktu untuk beristirahat juga membuat hustle culture menjadi sebuah budaya yang buruk bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. 

Menciptakan keseimbangan dalam bekerja dan situasi yang sehat di kantor merupakan hal yang harus dianut oleh pekerja dibanding budaya hustle culture. Lingkungan kerja yang suportif dan menghargai setiap usaha yang dilakukan akan membuat situasi pekerja dan mentalnya menjadi lebih baik dan tidak tertekan.

Selain itu, pekerja juga perlu memberikan batasan bagi kepentingan kerja dan pribadi. Agar orang lain bisa menghargai waktu dan batasan yang Anda miliki selama bekerja. Sehingga pada akhirnya Anda dapat terhindar dari overworking yang mengganggu kesehatan mental.

Selanjutnya: Selain Baik untuk Mata, Wortel juga Bisa Menurunkan Kolesterol

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News