April
16
2023
     17:59

Hari Lada Internasional 2023, Kemendag Dorong Inovasi Produk Lada Bernilai Tambah

Hari Lada Internasional 2023, Kemendag Dorong Inovasi Produk Lada Bernilai Tambah
ILUSTRASI. International Pepper Community (IPC) sukses menggelar perayaan Hari Lada Internasional 2023 di Jakarta, Kamis (13/4). Perayaan Hari Lada Internasional 2023 dipimpin Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - International Pepper Community (IPC) sukses menggelar perayaan Hari Lada Internasional 2023 di Jakarta, Kamis (13/4). Perayaan Hari Lada Internasional 2023 dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono, didampingi Direktur Antar Kawasan dan Organisasi Internasional Kemendag Reza Pahlevi Chairul. Acara tersebut dihadiri para eksportir dan importir lada Indonesia serta pejabat Kemendag.

“Peringatan Hari Lada merupakan bentuk dukungan Pemerintah Indonesia terhadap program pengembangan sektor lada. Hari Lada Internasional dimaksudkan sebagai kegiatan mempromosikan konsumsi lada global untuk membantu jutaan petani yang ekonominya bergantung pada lada. Merayakan Hari Lada Internasional juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan akan pentingnya berbagai isu sektor lada,” kata Djatmiko dalam sambutannya.

IPC telah menetapkan 16 April sebagai Hari Lada Internasional yang mulai diperingati sejak 2021. Hari Lada Internasional berperan memobilisasi promosi untuk meningkatkan konsumsi lada. Selain itu, Hari Lada Internasional juga bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara pasokan dan permintaan lada di seluruh dunia.

Lada merupakan komoditas yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Sejak akhir abad ke16, Indonesia telah menjadi pemasok penting bagi perdagangan lada dunia. Hingga saat ini, lada masih menjadi salah satu penyumbang devisa negara terbesar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor lada periode 2018–2022 menembus USD 775 juta. Volume perdagangan rata-rata mencapai 45 ribu ton pada periode tersebut.

Djatmiko mengutarakan, sebagai negara dengan perkebunan lada terbesar ketiga di dunia, Indonesia perlu menggenjot pengembangan lada untuk kembali menjadi pemain utama di kancah internasional. Ia pun menyoroti salah satu tantangan saat ini adalah rendahnya harga lada di tingkat petani.

Di sisi lain, Djatmiko menyatakan bahwa lada Indonesia dengan mutunya yang tinggi dikenal sebagai produk kelas atas dibandingkan produk negara produsen lainnya. Manfaat ini harus dipromosikan dan dipertahankan secara nasional dan internasional melalui budidaya lada dan teknik pengolahan lada yang sesuai dengan praktik pertanian yang baik. Langkah strategis ini pun harus didukung dengan inovasi dan pemasaran baik di hulu dan maupun hilir.

“Lada Indonesia memiliki kandungan piperin yang tinggi hingga sepuluh persen dan rasa yang tajam. Beberapa lada Indonesia juga telah mempunyai sertifikat Indikasi Geografis seperti lada putih Muntok; lada hitam Lampung; lada Luwu Timur; dan lada malonan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Indonesia juga memiliki beragam varietas tanaman lada unggulan hingga sepuluh jenis,” ujar Djatmiko.

Djatmiko menambahkan, untuk mendukung pengembangan industri lada Indonesia, salah satu program utama pemerintah adalah meningkatkan produksi lada bernilai tambah tinggi.

“Inovasi adalah kunci terpenting untuk menciptakan produk lada yang bernilai tambah. Kami berharap dapat mencapai target harga lada yang remuneratif melalui produk lada yang bernilai tambah,” kata Djatmiko.

Dalam momen Perayaan Hari Lada Internasional 2023 ini, IPC memberikan penghargaan bagi pelaku usaha lada di Indonesia. PT Haniori dan PT Jaya Utama Akar Raya/Pepper Secret diberikan piagam penghargaan pada Kamis (13/4) di Jakarta karena telah memenangkan IPC Awards 2021 dalam kategori Excellence in Export of Value-Added Pepper Products dan Excellence in Innovative Pepper Products Manufacturer.

“Kami berharap kedua perusahaan ini dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan kinerja mereka, di tahun-tahun mendatang untuk mengoptimalkan citra industri lada Indonesia di pasar global,” harap Djatmiko.

Dalam rangkaian perayaan Hari Lada Internasional 2023, dilaksanakan seminar web (webinar) dengan topik “Pasokan dan Permintaan Lada Global – Mengkalibrasi Ulang Ekspektasi”. Webinar membahas perkembangan terbaru dalam industri lada untuk memastikan efektivitas rantai pasokan lada. Webinar terselenggara atas kerja sama IPC dengan American Spice Trade Association (ASTA), IDH-the Sustainable Trade Initiative, dan pemangku kepentingan industri lada lainnya.

Webinar dihadiri 205 peserta. Dalam webinar tersebut, didiskusikan informasi terkait laporan tanaman lada dari negara-negara berkembang utama yaitu India, Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, Brasil, dan Kamboja. Webinar juga membahas Skenario Pasar Global IPC dan mengesahkan Laporan Konsolidasi Global 2023.

IPC adalah organisasi antarpemerintah yang aktif di sektor lada. IPC didirikan tahun 1972. IPC bertujuan mempromosikan, mengkoordinasikan, dan menyelaraskan seluruh kegiatan yang terkait dengan aspek ekonomi lada. Kegiatan-kegiatan IPC berhubungan dengan pengembangan lebih lanjut industri dan perdagangan lada di negara-negara anggotanya. IPC memiliki lima anggota permanen, yaitu India, Indonesia, Malaysia, Sri Lanka, dan Vietnam. Terdapat dua anggota asosiasi yaitu Papua Nugini dan Filipina. Ketujuh anggota IPC secara total menghasilkan 70% produksi lada dunia.

Baca Juga: Dorong Ekspor, LPEI Luncurkan Desa Devisa Lada Sambas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved