HOME, BisnisYuk

Garap Pasar Bikers, Northy Sukses Membangun Bisnis Sarung Tangan Kulit

Garap Pasar Bikers, Northy Sukses Membangun Bisnis Sarung Tangan Kulit

MOMSMONEY.ID -  Pertemanan tak sekadar membawa keakraban semata. Setidaknya itulah yang dialami oleh Adriansyah bersama dua temannya Iksan dan Ilham. Mereka bertiga melanjutkan kearaban dengan berbisnis dan membangun Northy di Sleman, Yogyakarta tahun 2016 lalu. Saat itu, mereka berprofesi sebagai jasa konveksi pembuatan sarung tangan dari berbagai perusahaan.

Hampir dua tahun lamanya, Adriansyah memproduksi sarung tangan untuk partai besar dan kecil dengan modal usaha dari uang muka pelanggannya. Saat itu, Adriansyah memasok produknya untuk merek-merek terkenal alias menjadi maklon. Namun seiring waktu, bisnis tersebut tak berjalan lancar. Transaksi mereka banyak yang macet, baik karena produk tak lolos standar hingga kendala pembayaran.

Dampaknya tentu membuat bisnisnya terganggu. Arus kas keuangan mereka terganggu karena pemesan sarung tangannya menunda pembayaran. Kondisi itu tentu tak bisa dilakukan berlama-lama, sehingga bisa berdampak pada gangguan produksi. “Sejak itulah kami memutuskan untuk mencari jalan keluar,” kata Adriansyah dalam sebuah wawancara dengan Momsmoney.id, Rabu (16/3). 

Baca Juga: Dari Rumah, Ani Susilowati Raup Cuan Puluhan Juta dari Bawang Goreng Simbok

Baru tahun 2018, Adriansyah dan teman-temannya memutuskan untuk memproduksi produk sarung tangan sendiri. Dengan produk itu, mereka berusaha membangun jaringan pemasaran sendiri termasuk melakukan promosi sendiri, yaitu komunitas bikers dan juga penggemar sepeda motor. “Awal buka pertama tidak banyak, tetapi mendapatkan tempat di pasar,” ujarnya.

Memang, dari sisi bisnis ada perbendaan antara produksi merek sendiri dengan memproduksi untuk merek lain. Untuk merek lain, Adriansyah bisa memproduksi pesanan sampai 2.000 pieces per bulan. Namun untuk merek sendiri, produksinya lebih sedikit tetapi dengan margin menggiurkan.

“Kalau margin untuk merek lain hanya dapat 10% atau 20%, kalau produksi merek sendiri margin bisa 100% atau 200% tergantung kita mau tetapkan berapa,” katanya. Maka itulah, Adriansyah menghitung, margin yang Ia memperoleh dari bisnis sarung tangan merek sendiri lebih menguntungkan ketimbang menjadi maklon.

Offline dan online

Dalam menjalankan bisnis sarung tangan, awalnya Adriansyah melakukan titip jual ke toko-toko aksesori sepeda motor yang ada di Yogyakarta. Karena produknya memikat, produknya semakin lama semakin laris dan permintaan terus berdatangan. Jumlah toko aksesori yang tertarik menjual sarung tangan itu kemudian terus bertambah.

Baca Juga: Covid-19 Menginspirasi Arana Bike Mengolah Bambu Menjadi Sepeda

Adriansyah bercerita, satu per satu toko aksesori di Yogyakarta, Jawa tengah, Jawa Barat, Jakarta, Tangerang sampai ke Bali kini telah menjual produk sarung tangannya. Sejak itu, Adriansyah sudah terbiasa bekerjasama dengan banyak pengelola toko dan berkenalan dengan orang termasuk influencer. “Influencer juga ikut membantu populerkan produk kami di media sosial,” katanya.

Dari situlah, produk Northy semakin dikenal publik. Konsumennya terus berdatangan mendatangi toko-toko aksesori sepeda motor. Banyak komunitas sepeda motor berdatangan menjadi pelanggan. Yang menarik, Adriansyah juga tidak lupa mengajak para komunitas jadi agen pemasarannya. “Jika mereka ada aktivitas, kita kerap mendukung mereka," kata Adriansyah.

Namun dua tahun menjalankan usaha, Adriansyah berhadapan dengan pandemi covid-19. Ia terpaksa menurunkan produksi karena penjualan turun. Omset yang sebelumnya bisa ratusan juta per bulan turun hingga puluhan juta rupiah saja. Beragam upaya dilakukan oleh Adriansyah, salah satunya menjual aset untuk menutupi operasional usaha.

Baca Juga: Dari Desa, Anjani Furniture Melayani Mebel untuk Properti dan Resto

Baru memasuki tahun 2021, penjualan Northy kembali melonjak. Selain itu, keterlibatan mereka dalam Brilianpreneur 2021 juga membuka akses pasar lebih luas kepada mereka. Di tahun yang sama pula, Northy mulai menggarap pasar online melalui marketplace. Lewat pasar marketplace inilah, Northy kembali bangkit. Hingga kini, 80% penjualan mereka berasal dari online.

Saat ini, rata-rata penjualan mereka berkisar antara 100-300 pasang sarung tangan per bulan dengan harga rata-rata Rp 250.000 per pasang. Proyeksi pendapatannya berkisar antara Rp 50 juta sampai Rp 75 juta per bulan dari sarung tangan yang dijual secara ritel. Ini baru penjualan ritel saja, saat ini Northy juga mendulang pendapatan dari pesanan maklon yang juga kembali mengalir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News