kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Masyarakat Indonesia Kurang Tertarik dengan Produk Asuransi Perjalanan


Senin, 27 Maret 2023 / 15:51 WIB
Ekonom: Masyarakat Indonesia Kurang Tertarik dengan Produk Asuransi Perjalanan


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asuransi perjalanan menjadi salah satu hal yang perlu disiapkan bagi masyarakat yang hendak melakukan perjalanan mudik lebaran. 

Namun, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut, masyarakat Indonsia masih kurang tertarik untuk membeli asuransi perjalanan karena proteksi-proteksi yang ditawarkan sudah merangkap di dalam asuransi lainnya.

Ia bilang masih banyak yang beranggapan kalau sudah ada asuransi atau BPJS kesehatan sebagai pengganti asuransi perjalanan yang berkaitan dengan keselamatan diri. Lalu untuk asuransi perjalanan yang berkaitan dengan kendaraan pun sudah ada asuransi yang melekat pada kendaraan sejak awal dibeli.

Rendahnya literasi masyarakat Indonesia tentang asuransi, apalagi untuk asuransi perjalanan yang spesifik juga menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya minat tersebut. 

Baca Juga: Aktivitas Perjalanan Mulai Pulih, Great Eastern Gencar Pasarkan Travel Insurance

Selain itu, perusahaan-perusahaan asuransi juga masih kurang gencar dalam melakukan promosi.

Bhima memandang bahwa tren penjualan asuransi perjalanan di Indonesia biasanya sepaket dengan tiket. Karena pembelian tiket perjalanan akan dibarengi dengan proteksi asuransi, maka penjualan asuransi perjalanan juga turut meningkat, seperti menjelang mudik lebaran nantinya.

“Saya pikir untuk asuransi perjalanan karena berkorelasi dengan penjualan tiket yang meningkat di berbagai moda transportasi, asuransi perjalanannya juga ikut naik, tapi sebatas itu,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (27/3).

“Asuransi perjalanan itu biasanya memang dibeli satu paket dengan tiket. Kalau trennya di Indonesia memang masih begitu,” imbuhnya.

Tren tersebut berbeda dengan gaya penjualan asuransi perjalanan di luar negeri yang gampang dimodifikasi. Misalnya jika mau pergi selama tiga hari, jadi membeli asuransinya juga selama tiga hari.

Baca Juga: Tandatangani Kesepakatan, IFG Life Gandeng Bahana TCW dalam Optimalisasi Aset

“Jadi bukan sebesar porsi dari tiket penerbangan atau tiket dari kereta. Tapi disesuaikan dengan kebutuhan yang sangat-sangat indvidual atau personal,” tuturnya.

Lalu tingkat asuransi di luar negeri juga menyesuaikan daerah tujuan. Misalnya tingkat asuransi akan berbeda jika kita pergi ke satu kota dengan kota lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×