InvesYuk

Efek Ekonomi G20 di Indonesia: Investasi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Efek Ekonomi G20 di Indonesia: Investasi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional

MOMSMONEY.ID - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 berhasil mengesahkan Deklarasi Pemimpim G20 yang fokus pada kolaborasi pada semua pihak dalam menghadapi tantangan krisis ekonomi global.

Karena itu, perlu komitmen semua pihak dalam melakukan kerjasama kebijakan makro dengan agenda utama pemulihan global yang bisa menghasilkan pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi, dan membuka lapangan pekerjaan.  

Meski begitu, tantangan krisis ekonomi global masih melanda akibat dari berbagai faktor, terutama perang yang tak berkesudahan antara Rusia dan Ukraina, konflik geo-ekonomi para negara adikuasa, hingga pada persoalan supply and demand yang menimbulkan tekanan pada perekonomian dunia. 

Akibat persoalan tersebut, timbul gejolak yang bisa berdampak pada gejala resesi ekonomi global dan berpotensi menjadi lebih parah pada kurun waktu 2023.

Menanggapi isu global pada perekonomian nasional, Ketua Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Hirawan optimistis, ekonomi dalam negeri akan aman dari tekanan ekonomi global pada 2023.

Baca Juga: Wajib Pikirkan Hal Ini Sebelum Restrukturisasi KPR, Catat

Menurutnya, terdapat faktor internal yang membuat pilar ekonomi domestik Tanah Air kuat.

"Ekonomi kita ditopang lebih dari 50% oleh konsumsi rumahtangga," ujar dia dalam diskusi yang mengangkat tema "Efek Ekonomi G20 di  Indonesia: Melihat Opportunity Investasi", yang ditayangkan melalui saluran YouTube Doku Talk.

"Pasca pandemi, kita bisa lihat, masyarakat membelanjakan uangnya baik untuk konsumsi dan investasi, dari yang sebelumnya selama pandemi tertahan," ungkap Fajar. 

Di sisi lain, Fajar bilang, ekonomi nasional masih beruntung karena ditopang harga komoditas yang saat ini sedang berada pada level tinggi di dunia. 

"Indonesia masih aktif mengekspor barang-barang yang sifatnya ekstraktif, seperti kelapa sawit, batu bara dan lainya, yang masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia," katanya.

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Yuk Liburan Sambil Buka Jasa Titip biar Cuan

Dampak penyelenggaraan KTT G20 yang telah menghasilkan beberapa kesepakatan, Fajar menilai, menguntungkan bagi Indonesia.

"Poin penting lainnya dari pertemuan G20 ialah fokus menciptakan stabilitas di kawasan atau di dunia secara umum, itu kemudian akan berpengaruh pada stabilitas ekonomi di masing-masing negara, dan Indonesia berhasil dalam konteks menggaungkan pentingnya kerja sama ekonomi di dunia internasional," sebutnya.

Dosen Universitas Islam Internasional Indonesia ini menambahkan, pertemuan G20 memberikan penguatan dalam melakukan sinergi dan kerjasama pada berbagai negara untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang dinilai semakin beragam. 

"Adanya kesepakatan seperti Pandemic Fund, meskipun nilainya belum terlalu besar, sekitar US$ 1,5 miliar. Dan, Indonesia sendiri menyumbang sekitar US$ 50 juta, namun ini merupakan starting point yang bagus,” imbuhnya. 

Sementara Praktisi Keuangan dan Investasi Benny Sufami menganalisa, tantangan ekonomi pada 2023, selain menimbulkan tekanan, juga menghasilkan peluang ekonomi.

"Kita sudah pernah mengalami krisis pada 1998, 2008, 2020, dan kita mampu melewatinya. Ke depan, tentu memiliki peluang, apalagi tahun 2024, di Indonesia ada pemilu, yang kemudian menjadi tenaga baru untuk bursa saham kita bisa mengalami kenaikan kembali," ujar dia.

"Dan ini, kalau kita cerna dengan baik adalah waktu yang baik untuk investasi dengan melihat profil risiko masing-masing," katanya.

Baca Juga: Ide Bisnis Passive Income, Yuk Coba!

Mencermati situasi ekonomi 2023 yang dianggap "gelap" oleh sebagian pihak, Benny malah melihat ekonomi pada 2023 justru bisa menguntungkan para investor lokal bila disikapi dengan bijak.

"Dalam sudut pandang ekonomi, selalu ada peluang, begitu juga pada 2023. Namun, investor harus melakukan penjajakan terlebih dahulu dengan melakukan investasi yang disiplin, bertahap, dan  memahami risiko dan opportunity-nya. Ini yang mesti dipelajari lebih lanjut," ujarnya.

Untuk meminimalisir kerugian, Benny menegaskan, para investor perlu memahami literasi keuangan dengan baik.

"Ini harus menjadi dasar kita, selalu saya sebutkan di setiap perbincangan bahwa untuk memulai investasi, maka investor harus mengetahui profil diri sendiri. Lalu kita mesti kenali antara kebutuhan dan keinginan, sehingga kita dapat melakukan evaluasi keuangan," kata dia.

"Dan tentunya, untuk mencegah investasi ilegal, kita harus terapkan 2L (Legal dan Logic) demi menghindari kerugian yang besar," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News