HOME, BisnisYuk

Dari Rumah, Ani Susilowati Raup Cuan Puluhan Juta dari Bawang Goreng Simbok

Dari Rumah, Ani Susilowati Raup Cuan Puluhan Juta dari Bawang Goreng Simbok

MOMSMONEY.ID -  Siapa yang tak kenal Brebes? Ya, salah satu daerah penghasil bawang merah terbesar di Indonesia. Brebes juga menjadi daerah yang menjadi sentra bawang merah, yang dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Namun tahun 2017 silam, popularitas Brebes hanya terkenal sebagai penghasil bawang merah saja. Dari sinilah sumber inspirasi dari Ani Susilowati, ibu rumah tangga yang tinggal di Brebes membuat bisnis bawang goreng Simbok.

Ia mendapatkan sentilan informasi, bahwa Brebes tak memiliki produk olahan bawang yang terkenal di daerah lain. Berangkat dari informasi inilah, Ani kemudian berusaha mengambil peluang tersebut. Ia menemukan banyak produk olahan bawang justru diproduksi di luar daerah Brebes. “Padahal bahan baku ada di sini, kalau kita olah tentu lebih unggul,” kata Ani kepada Momsmoney, Senin (14/3).

Ketika memutuskan ambil peluang tersebut, Ani mendatangi sejumlah toko oleh-oleh di jalan Pantura. Di sana, Ia mengumpulkan beberapa produk bawang goreng yang dijual dalam kemasan. Satu per satu diamati, diteliti dan dipelajari apa kelemahan dan kekurangannya. Mulai dari rasa, kemasan dan juga penampilan bawangnya.

Baca Juga: Simak Peluang Bisnis Sedotan Ramah Lingkungan yang Digemari Para Turis

“Dari hasil analisa produk yang beredar di pasaran itulah, saya memutuskan produksi produk bawang goreng yang berkualitas, baik dari sisi rasa maupun kemasan,” kata Ani. Untuk memulai usaha, Ani memutuskan merogoh modal sendiri sebesar Rp 10 juta.

Modal awal itu dilakukan untuk belanja bahan baku bawang goreng, minyak, kemasan dan kebutuhan lainnya untuk produksi. Ani menyebutkan, peralatan yang paling penting untuk produksi goreng bawang kemasan adalah spinner, atau alat pengering bawang dari minyak goreng. Semakin kering maka semakin bagus kualitas bawang goreng yang diproduksi.

Usai produksi, Ani kemudian mulai membuat media sosial dan juga membuka sejumlah marketplace . Ani bilang, sedari awal konsep usahanya adalah mendirikan bisnis yang dijalankan dengan cara online. Dengan cara ini, mereka tak perlu ada toko offline yang membutuhkan biaya tambahan seperti sewa tempat, gaji pegawai, listrik dan lainnya.

Baca Juga: Covid-19 Menginspirasi Arana Bike Mengolah Bambu Menjadi Sepeda

Karena online, penjualan dimulai dari perkawanan. Banyak kawan dari Ani yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya mulai memesan bawang goreng tersebut. Kualitas yang bagus membuat konsumen tersebut kerap memberikan testimoni. Beruntung, testimoni banyak disampaikan ke orang lain yang juga ikutan memesan.

“Pemasaran dari mulut ke mulut itu juga ikut membantu penjualan saya,” kata Ani. Alhasil, kini penjualan terbesar dari bawang goreng Simbok milik Ani terbesar ada di Jabodetabek. Selain pesanan langsung ke mereka, Ani juga memiliki reseller yang membantunya mengejar target penjualan.

Saat awal-awal tahun mulai usaha, Ani hanya bisa memproduksi bawang goreng sebanyak 100 kilogram per bulan. Rata-rata produksi ini berlanjut setidaknya sampai dua tahun hingga 2019. Setelah 2019, barulah Ani menikmati kenaikan penjualan hingga memproduksi sebesar 3 ton per bulan.

Baca Juga: Kisah Sukses BeeMa Honey Ekspor Madu ke Mancanegara

Dengan harga jual Rp 38.000 per 100 gram, rata-rata penjualan Ani dari bisnis bawang goreng itu sekitar Rp 40 juta per bulan.

Kebal pandemi

Yang menarik, bisnis bawang goreng Simbok justru kebal dari pandemi. Bahkan, saat pandemi penjualannya justru naik hingga 5 ton per bulan. Ani bilang, saat pandemi datang, Ia justru mendapat banyak pesanan dari warga Indonesia yang tinggal di luar negeri. “Dari situ penjualan saya naik di awal pandemi,” kata Ani.

Baru memasuki tahun 2021, penjualan Ani perlahan menurun meski demikian masih relatif lebih baik dari sebelum pandemi. Saat itu pula, Ani masuk dalam daftar Usaha Kecil Menengah (UKM) unggulan yang dikurasi oleh BRI. Simbok masuk dalam daftar Brilianpreneur 2021.

Bergabungnya dalam expo Brilianpreneur tersebut menambah peluang bisnis Ani. Ia belajar dari mulai produksi, pengemasan, pemasaran dan juga manajemen. Dari berbagai pelatihan itu pula, Ani berhasil mengembangkan produknya menjadi lima varian. Dus, demikian pula dengan kemasannya yang semakin berwarna. “Ada banyak pengetahuan yang saya dapat dari Brilianpreneur tersebut,” kata Ani.

Baca Juga: Simak Peluang Bisnis Sedotan Ramah Lingkungan yang Digemari Para Turis

Asal tahu saja, bawang goreng Simbok terdiri dari pilihan rasa original, pedas terasi, cabai, teri medan, udang abon dan juga telur asin. Masing-masing varian kini sudah memiliki penggemar, meski varian bawang goreng rasa original masih yang favorit. Selain telah memiliki izin PIRT (Produk Industri Rumah Tangga), Simbok juga telah memiliki sertifikat halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Dalam hal produksi, Ani dibantu oleh empat orang karyawan yang bertugas di manajemen, produksi dan distribusi. Adapun untuk proses pengupasan bawang, Ani mendapatkan bantuan dari delapan orang warga yang bekerja harian. “Mereka bawa pulang bawang untuk dikupas, setelah selesai bawa lagi ke tempat kami,” ujar jebolan dari BRIncubator dari BRI tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News