HOME, BisnisYuk

Dari Desa, Anjani Furniture Melayani Mebel untuk Properti dan Resto

Dari Desa, Anjani Furniture Melayani Mebel untuk Properti dan Resto

MOMSMONEY.ID -  Berada di desa dengan dikelilingi oleh hutan jati membawa berkah bagi Dewi Purpitasari, warga Desa Mluweh, Ungaran Timur, Jawa Tengah. Sejak tahun 2015 lalu, Dewi memutuskan membuka workshop di pojok rumahnya. Mebel kayu berbahan kayu jati yang dihasilkan dari sudut rumah itu kini bisa melayani permintaan pembuatan mebel perumahan yang ada di Semarang dan sekitarnya.

Dengan mengusung nama  Anjani Interior & Furniture, Dewi memproduksi aneka bentuk mebel dari bahan kayu. Cukup menyuguhkan gambar mebel yang diinginkan, Dewi dan beberapa karyawannya dengan sigap langsung bisa memproduksi mebel yang diinginkan. Adapun soal harga tentu bisa dibicarakan, karena harga mebel tersebut tergantung tingkat kesulitannya.  

Jika sedang banyak pesanan, Dewi bisa menerima pesanan mebel sebanyak puluhan unit dari pengembang properti. Untuk pengembang properti, Dewi biasanya melayani pengerjaan pintu, gawang pintu dan lemari. Untuk pengerjaan satu pintu berbahan jati, harganya Rp 1 juta atau senilai Rp 70 juta jika pesanannya 70 pintu.

Baca Juga: Kisah Mantan Pegawai Bank yang Sukses Bikin Sepatu Raja

Pesanan dalam jumlah banyak juga datang dari pengelola café dan resto yang menjamur di Jawa Tengah. Berbeda dari pengembang, jenis mebel yang banyak dipesan oleh pengusaha café adan resto adalah sepaket kursi dan meja. Namun karena jumlah banyak, harga yang diberikan biasanya tergantung dari kepiawaian negosiasi.

Untuk pesanan kursi café dan resto, harganya Rp 250.000. Dewi bercerita, Ia pernah melayani pesanan sebanyak 250 kursi atau setara nilai Rp 62,5 juta. Dewi bilang, penjualan untuk produk mebel café dan resto inilah yang menjadi ciri khasnya. Sebab, banyak café dan resto mencari produk yang vintage dan memiliki karakter kuat.

Selain pesanan dalam jumlah banyak, Dewi juga melayani penjualan satuan untuk konsumen ritel. “Pesanan yang banyak itu lemari dan meja makan,” katanya.

Baca Juga: Simak Peluang Bisnis Sedotan Ramah Lingkungan yang Digemari Para Turis

Bahan baku lokal

Salah satu keunggulan produksi mebel Dewi adalah, bahan baku berasal dari hutan jati yang ada di sekitar Unggaran. Ia biasanya membeli kayu milik petani kemudian diolah sendiri, mulai dari proses pengeringan hingga pengolahan menjadi mebel. “Kebetulan perajin mebel juga banyak di tempat kami,” jelas Dewi.

Awal mula, yang bekerja membuat mebel adalah orangtua Dewi sendiri. Namun karena pengerjaan semakin banyak, Ia harus memberdayakan perajin mebel yang ada di sekitar Unggaran. Ketika pesanan banyak, Dewi terkadang harus menambah jam kerja dan juga menambah pekerja dengan perjanjian kontrak pekerjaan.

Daya tarik desain produk mebel milik Dewi ini sempat masuk daftar kurasi UKM unggulan dari Bank BRI. Alhasil, Anjani Interior & Furniture diajak pameran Expo Brilianpreneur 2021. Dewi bilang, saat pameran, pihaknya sempat melakukan presentasi produk ke sejumlah buyer dari luar negeri. “Sepat ada buyer dari Malaysia tertarik, tetapi sepertinya batal karena pandemi,” kata Dewi.

Baca Juga: Kisah Sukses BeeMa Honey Ekspor Madu ke Mancanegara

Terkait dengan penjualan, rata-rata Dewi mendapatkan penjualan skala ritel sebanyak 15 unit per bulan. Jika satu produk lemari dijual Rp 2,5 juta, maka pendapatan Dewi per Bulan setidaknya bisa mencapai Rp 37,5 juta. Ini belum termasuk jika ada pesanan dari property atau café dan restor datang ke workshopnya.

Selain memproduksi mebel besar, saat ini Dewi juga sedang memproduksi pernak-pernik hiasan atau interior ruangan. Bentuknya bisa meja kecil, kursi, tempat makanan, atau pernak-pernik dari kayu yang berfungsi untuk mempercantik ruangan. Terkait target bisnisnya tahun ini, Dewi berharap bisa memilliki showroom sendiri, agar produk mebel dan interior yang diproduksi bisa disaksikan oleh pengunjungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News