Keluarga

Dapat Awetkan Makanan, Kenali Perbedaan Fermentasi dan Pengasaman dalam Makanan

Dapat Awetkan Makanan, Kenali Perbedaan Fermentasi dan Pengasaman dalam Makanan

MOMSMONEY.ID - Ada 2 jenis metode mengawetkan makanan, yakni fermentasi dan pengasaman. Untuk tahu apa saja perbedaan fermentasi dan pengasaman, simak yang berikut ini.

Fermentasi dan pengasaman, keduanya sama sama merupakan metode/teknik untuk mengawetkan makanan. Meski hampir mirip, keduanya adalah metode yang sangat berbeda.

Untuk tahu apa saja perbedaan keduanya, Momsmoneyt telah merangkum apa saja definisi hingga jenis dari masing-masing metode kali ini. Dilansir dari laman Spices inc, The Kitchn, Webstaurant Store, ini dia selengkapnya.

Baca Juga: Garlic Salt dan Garlic Powder, Ini Sederet Perbedaan Fungsi dalam Masakan

Pengasaman

Pengasaman (pickling) secara definisi merupakan metode untuk mengawetkan makanan dalam cairan asam / air garam untuk menghasilkan rasa makanan dengan cita rasa asam. Biasanya makanan yang diawetkan antara lain seperti buah, sayuran, telur, daging, dan ikan.

Bahan dasar metode pengasaman adalah air, cuka, garam, dan rempah-rempah atau aromatik (bumbu segar, kulit jeruk, dan bawang putih) untuk memberi rasa lebih pada makanan Anda

Ada metode pengasaman yang mudah & cepat dilakukan bernama “Pengasaman Cepat”. Metode pengasaman cepat melibatkan panas untuk menghancurkan pertumbuhan bakteri agar makanan awet lebih lama.

Baca Juga: 4 Perbedaan Nasi Biryani, Kebuli dan Mandhi Asal Timur Tengah

Metode “pengasaman cepat” menyatukan cuka bersama gula, garam, dan terkadang rempah, dididihkan bersama lalu dituangkan ke atas buah atau sayuran yang dibiarkan terendam sebentar.

Mengawetkan makanan terbagi menjadi 2 jenis: (1) Pengasaman air cuka & (2) Pengasaman air garam.

Makanan yang biasa diawetkan dalam cuka adalah bauh & sayuran. Sementara makanan yang diawetkan dalam air garam adalah daging yang disebut juga metode brining.

Baca Juga: 5 Perbedaan Istilah Yakiniku dan Teriyaki Pada Makanan Jepang

Fermentasi

Fermentasi adalah sebuah metode mengawetkan makanan tanpa perlu menambahkan cairan asam ataupun hantaran panas terhadap makanan agar bisa menghasilkan rasa asam.

Secara definisi, fermentasi adalah proses kimia memecah organisme hidup (bakteri) yang ditemukan dalam karbohidrat dan glukosa (seperti pati atau gula) menjadi alkohol atau asam.

Baca Juga: 4 Perbedaan Utama Mentega dan Margarin, Mulai dari Tekstur hingga Kegunaan

Perbedaan Fermentasi dan pengasaman

Baca Juga: Tergolong Minyak Sehat, Ini 5 Perbedaan Minyak Wijen dan Minyak Zaitun untuk Masakan

Fermentasi membutuhkan proses anaerobic (proses tanpa oksigen) saat memfermentasi makanan. Hasil fermentasi menciptakan perubahan yang diinginkan dalam struktur makanan, rasa, dan menghasilkan banyak probiotik yang sehat.

Untuk melakukan proses fermentasi, cukup gunakan bahan-bahan yang sangat simpel seperti makanan, garam, dan wadah saja. Meski begitu, proses fermentasi membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan hingga mencapai bulanan untuk bisa mengubah rasa, warna, hingga tekstur makanan.

Ada 3 jenis fermentasi: (1) Fermentasi asam laktat, (2) Fermentasi alkohol, dan (3) Fermentasi asam asetat.

Fermentasi Asam Laktat menggunakan bakteri penghasil asam laktat untuk memecah dan memfermentasi makanan. Bahan yang dibutuhkan adalah air, garam, dan gula alami yang ditemukan dalam makanan untuk mengubah pati dan gula menjadi asam

Metode fermentasi asam laktat digunakan untuk membuat kimchi, sauerkraut, yogurt, dan acar (selama cuka tidak ditambahkan).

Baca Juga: Ini Perbedaan Ayam Kampung dan Ayam Negeri dari Segi Tekstur hingga Warna

Fermentasi alkohol dimulai dengan biji-bijian & gula yang dipecah oleh ragi / bakteri, menghasilkan molekul karbon dioksida dan alkohol.

Ragi dapat berupa ragi alami yang ditemukan di kulit buah atau di ruang bawah tanah, atau ragi yang dibudidayakan dapat digunakan untuk segera menjalankan proses fermentasi.

Metode fermentasi alkohol digunakan untuk membuat bir, anggur, sari buah apel, mead, dan sake.

Fermentasi Asam Asetat juga dikenal sebagai fermentasi alami.

Metode fermentasi asam asetat digunakan untuk membuat kombucha, soudough, kefir, bir jahe, cuka sari apel, dan cuka anggur merah atau putih.

Baca Juga: 4 Hal Ini yang Membedakan Kecap Asin dengan Kecap Ikan, Sudah Tahu?

Kesimpulan perbedaan

Perbedaan fermentasi & pengasaman makanan terletak pada proses pengolahan makanannya.

Metode pengasaman adalah cara merendam makanan dalam cairan asam untuk mendapatkan hasil makanan dengan citarasa asam.

Sementara dalam metode fermentasi, rasa asam merupakan hasil dari reaksi kimia antara gula makanan & bakteri yang terbentuk secara alami (tidak diperlukan tambahan asam).

Sekian sederet informasi mengenai perbedaan fermentasi dan pengasaman makanan, semoga bermanfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News