HOME, AturUang

Cocok untuk Investor Agresif, Perhatikan Panduan Investasi NFT di Sini!

Cocok untuk Investor Agresif, Perhatikan Panduan Investasi NFT di Sini!

MOMSMONEY - Non-fungible token alias NFT bukan sebagai investasi, melainkan lebih kepada koleksi. Hal ini juga dikakatan oleh Lusiana Darmawan, perencana keuangan OneShildt. 

Menurutnya, orang membeli karya seni digital yang ditokenisasi menjadi NFT, selain karena bentuk penghargaan atas karya, tentunya punya harapan NFT tersebut bisa dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi, sehingga mendapatkan keuntungan. 

"Harapan pembeli dengan membeli NFT bisa dikatakan serupa dengan  ketika membeli suatu koleksi seni fisik dari seniman ternama. Selain untuk koleksi pribadi, karya tersebut punya nilai tertentu yang punya potensi untuk naik dari waktu ke waktu," kata Lusi.

Sependapat dengan Lusi, Eko Endarto perencana keuangan Finansia Consulting mengatakan, bahwa NFT merupakan produk barang koleksi. Jual belinya tidak diatur dalam ketentuan OJK, sehingga orang bebas saja menjual produknya. 

Baca Juga: 3 Hal yang Perlu Diatasi Untuk Menghindari NFT Menjadi Bubble

Lantaran NFT ini menjual barang yang bentuknya koleksi, maka tidak ada batasan harganya. Misalnya saja ketika beli permata atau permata,  harganya tidak ditentukan. Tetapi ketika beli emas, ada harga yang ditetapkan secara internasional.

Eko menambahkan, karena bentuknya yang seperti barang koleksi, untuk mencoba peruntungan di jenis jual beli ini, Anda harus masuk ke komunitasnya. Nah, di komunitas tersebut biasanya barang Anda lebih dihargai.

Eko yakin bahwa ke depannya, barang koleksi akan selalu ada di pasar dan diperjualbelikan. Misalnya saja seperti koleksi jam tangan. Makin langka jam tangan tersebut maka semakin besar harganya. 

Akan tetapi ini membutuhkan waktu yang lama untuk dijual kembali. "Misalnya saja lukisan, baru akan tinggi nilainya  setelah sepuluh tahun dari pembelian. Nilainya berdasar kelangkaan," katanya

Makanya, Eko berpesan bagi yang mau mencoba peruntungan dari NFT ini harus menggunakan uang yang bukan untuk kebutuhan hidup atau belanja kebutuhan pokok. Bisa menggunakan uang yang tujuannya jangka panjang. Ingat, bukan uang jangka pendek.

Maklum, lantaran NFT bisa menciptakan untung yang tinggi, maka Anda harus bersiap pula menerima risikonya. "Jangan hanya siap dengan komunitasnya, tetapi juga risikonya. Siklusnya susah ditebak. Ini seperti halnya koleksi gelombang cinta. Waktu itu benar-benar diburu, tapi kini sudah berlalu," ungkap Eko. 

Lusi pun beranggapan bahwa naik turun harga NFT tidak sedinamis kenaikan harga aset kripto atau saham yang dipengaruhi oleh berbagai faktor makro dan mikro ekonomi. Nilai NFT terngantung dari keunikan maupun kelangkaan dan demand-nya.

Makanya Lusi bilang, yang cocok untuk investasi ini adalah investor dengan tingkat profil risiko agresif,  karena harus siap dengan risiko volatilitas naik turun harga NFT dan aset kripto yang menjadi underlying jual belinya. Bahkan, harus siap dengan kehilangan sejumlah nilai pokok saat beli jika ada kebutuhan untuk menjual.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News