Keluarga

Ciri-Ciri Orang Tua Toxic, Ini Dampaknya bagi Anak

Ciri-Ciri Orang Tua Toxic, Ini Dampaknya bagi Anak

MOMSMONEY.ID - Apakah Anda termasuk orang tua toxic? Cari tahu ciri-ciri orang tua toxic dan dampaknya bagi anak di sini.

Orang tua yang sehat secara emosional cenderung mampu memahami perasaan anak-anak mereka, mendorong anak untuk mengejar impian, meminta maaf ketika salah, dan mendiskusikan masalah melalui komunikasi yang sehat.

Sebaliknya, orang tua dalam keluarga yang disfungsional cenderung kritis, suka mengontrol, kasar, dan mengabaikan kebutuhan anak-anaknya sehingga tidak heran jika dijuluki sebagai orang tua toxic.

Berbahaya dan destruktif, perilaku orang tua yang toxic dapat menyebabkan kerusakan pada psikologis anak, membuat anak kehilangan semangat, serta menurunkan kepercayaan diri anak.

Lebih jelasnya, inilah ciri-ciri orang tua toxic yang perlu Anda cermati beserta dampaknya bagi anak-anak sebagaimana dilansir dari Firstcry Parenting:

Baca Juga: 8 Cara Menjauhkan Anak dari Bahaya Narkoba, Perlu Dipraktikkan Sedari Dini

1. Terlalu mengontrol perilaku anak

Orang tua yang toxic kerap menganggap anaknya sebagai individu yang tidak memiliki identitas sendiri dan tidak berhak untuk membuat keputusan. Mereka tidak ragu untuk menggunakan uang dan menciptakan rasa bersalah hanya untuk menguasai dan mengendalikan anak-anaknya.

Orang tua yang toxic bisa kapan saja menyerang privasi anak dengan cara membuka aplikasi chatting milik anak, datang ke acara anak tanpa diundang, dan mengambil tindakan mengenai kehidupan pribadi anak tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.

2. Kerap melakukan pelecehan emosional

Melontarkan lelucon rasis yang kejam atau melakukan pendekatan seksual terhadap pasangan di hadapan anak merupakan kebiasaan lain yang lekat dengan orang tua toxic.

Seseorang juga bisa dikatakan sebagai orang tua toxic jika ia kerap melakukan pelecehan emosional terhadap anak-anaknya misalnya dengan mengonsumsi narkoba, terlibat dalam kegiatan ilegal, atau berdebat dengan pasangan di depan anak.

3. Terlalu mementingkan diri sendiri

Beberapa orang tua mungkin suka mementingkan dirinya sendiri, tidak pernah ada untuk anaknya, egois, atau tidak peduli pada kebutuhan anak-anak mereka.

Saat orang tua cenderung menolak untuk memahami perasaan anak dan menempatkan dirinya sebagai pusat dari segalanya, maka tidak lain dan tidak bukan orang tua semacam itu tergolong toxic.

4. Tidak dapat mengendalikan emosi

Orang tua yang toxic cenderung tidak mampu mengendalikan emosinya dengan baik sehingga mudah meledak-ledak dan berperilaku tidak terduga.

Tak jarang, mereka suka bereaksi berlebihan, menjadi dramatis, atau membesar-besarkan kejadian.

5. Berperilaku manipulatif

Orang tua yang toxic bisa sangat kejam dan manipulatif. Mereka bahkan tidak ragu untuk memutarbalikkan fakta hanya untuk menggambarkan dirinya sebagai orang tua yang baik.

Dengan memanfaatkan rasa bersalah, penyangkalan, dan bersikap meremehkan, orang tua yang toxic akan dengan mudah mencapai tujuannya melalui cara-cara yang manipulatif semacam itu.

6. Gemar menunjukkan pertengkaran di depan anak

Sebagai orang tua, tentu Anda harus memiliki kesadaran dan bisa menahan diri untuk tidak menunjukkan pertengkaran dengan pasangan di hadapan anak-anak.

Label orang tua yang baik bisa Anda genggam selama Anda mampu menyelesaikan masalah dengan pasangan di tempat yang jauh dari pandangan anak.

Sebaliknya, memilih untuk menjerit dan berteriak dengan pasangan di hadapan anak dapat mengirimkan sinyal yang buruk kepada anak sekaligus menjadikan Anda sebagai orang tua yang toxic.

Baca Juga: Mindful Parenting, Pola Asuh Berkesadaran yang Menyimpan Segudang Manfaat Positif

7. Berperilaku kritis

Orang tua yang toxic tidak akan pernah puas dengan prestasi anak-anaknya.

Sebaik apapun anak, orang tua toxic akan selalu mencari-cari kesalahan anak, menunjukkan kekurangan anak, mengejek, menjuluki anak dengan sebutan yang tidak pantas, dan sengaja mengangkat topik sensitif dengan tujuan menyakiti anak mereka sendiri.

8. Memperlakukan anak yang masih kecil seperti orang dewasa

Apabila sebuah keluarga tidak memiliki batasan yang tegas, itu akan mengaburkan peran dari masing-masing anggota keluarga. Dalam keluarga yang disfungsional, orang tua cenderung mengekspos anak-anak mereka pada masalah yang tidak sesuai dengan usia anak.

Akibatnya, anak pun akan rentan mengalami gangguan perilaku dan merasa frustasi.

9. Selalu menjaga rahasia

Dibandingkan berterus terang, orang tua yang toxic lebih memilih untuk menolak mengakui masalah mereka. Orang tua semacam ini merasa bahwa keheningan bisa menghapus situasi traumatis seperti pelecehan seksual yang dialami oleh anak.

Parahnya, mereka tidak ragu untuk melarang anaknya membicarakan atau menyalahkan orang-orang yang sudah berperilaku buruk kepada anak dan memilih untuk menyebutnya sebagai fase pertumbuhan.

Moms, setelah mengetahui tanda-tandanya, Anda juga perlu memahami dampak apa saja yang akan anak dapatkan saat memiliki orang tua yang toxic. Berikut beberapa di antaranya:

  • Anak-anak yang sudah dewasa dari orang tua yang toxic cenderung berjuang dengan kecemasan, depresi, harga diri rendah, dan gangguan kepribadian
  • Anak sering menghadapi kesulitan dalam membentuk hubungan yang bermakna setelah tumbuh dewasa
  • Mengikis harga diri dan kepercayaan diri anak
  • Anak tidak memiliki pengalaman untuk menghadapi rasa sakit dan mudah hancur ketika menghadapi kesulitan jika orang tuanya selalu melindungi mereka dari rasa sakit
  • Anak cenderung membuat keputusan berdasarkan rasa takut daripada penilaian moral yang sehat apabila orang tuanya sering menakut-nakuti mereka supaya patuh

Itulah ciri-ciri orang tua toxic dan dampaknya bagi anak-anak. Yuk, evaluasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News