BisnisYuk

Cermati Peluang untuk Bisnis Sustainable Fashion

Cermati Peluang untuk Bisnis Sustainable Fashion

MOMSMONEY.ID - Setiap tahun tren pakaian kian berubah dan memunculkan banyak pelaku usaha baru. Tak hanya itu, produk fesyen pun bisa dibilang menjadi barang yang cukup banyak dicari di lapak e-commerce tanah air. Dari data Badan Ekonomi Kreatif, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 7,38 persen terhadap total perekonomian nasional, di mana industri fesyen menjadi industri yang tetap bertumbuh di tengah arus teknologi saat ini.

Namun, di balik potensi industri ini ada banyak pekerjaan besar yang harus diperhatikan para pelaku bisnis fesyen. Di antaranya adalah soal limbah fesyen, proses pembuatan produk, bahkan isu eksploitasi pekerja. Seakan hadir sebagai salah satu solusi, sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan pun kini mendapat tempat istimewa di hati konsumen.

Edric Chandra selaku Program Initiator Diplomat Success Challenge (DSC) mengatakan bahwa saat ini masyarakat semakin terbuka pandangannya akan apa yang dikonsumsi, di mana fesyen termasuk di dalamnya. Kesadaran global atas gentingnya isu kerusakan lingkungan dan isu sosial lainnya pun semakin terekspos.

"Sustainable fashion menjadi salah satu gerakan yang lahir dari kesadaran sebagai responsible consumer yang bukan hanya memakai tapi juga turut melindungi dan menjaga lingkungan sekitar. Kesadaran ini pun akan terus berkembang seiring dengan pemikiran untuk terus mengejar tujuan keberlanjutan,” tuturnya.

Baca Juga: 7 Hal yang Rentan Menyebabkan Stres pada Anak-Anak, Yuk Cari Tahu!

Sustainable Fashion Tidak Hanya Soal Lingkungan

Selama era modernisasi, masyarakat mulai mengenal adanya industri pakaian cepat (fast fashion), di mana industri ini berjalan masif untuk mengakomodasi permintaan dan kebutuhan manusia yang besar. Namun belum banyak yang menyadari bahwa di balik pakaian yang menjadi status fesyen, ada proses panjang yang melibatkan banyak pekerja industri.

Seiring dengan perkembangan industri, masyarakat semakin menyadari nilai-nilai kemanusian dan lingkungan, sehingga sustainable fashion menjadi solusi dari masalah yang ditimbulkan industri fast fashion.

Sustainable fashion merupakan penerapan fesyen yang menghargai nilai-nilai dari para pelaku yang terlibat, utamanya lingkungan dan kemanusiaan. Fesyen yang berkelanjutan antara lain bisa bisa dilihat dari pemilihan bahan dan pola pengemasan yang memperhatikan kelestarian lingkungan hingga transparansi proses pembuatan produk fesyen tersebut, praktik kerja yang sehat, serta dapat ditelusuri informasinya oleh konsumen (traceability). 

Baca Juga: Lakukan 5 Aktivitas Fisik Ini untuk Membantu Anak Menghilangkan Stres

Potensi Industri Sustainable Fashion bagi Pelaku Bisnis 

Dunia fesyen yang erat kaitannya dengan generasi muda sebagai target pasar utama tidak terlepas dari peranan penggunaan smartphone dan media sosial. Arus informasi yang cepat membentuk pemahaman yang lebih kuat dari generasi muda akan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat yang saat ini jauh dari kata ideal.

Menurut survei global di tahun 2018, sebanyak 66% milenial bersedia membeli pakaian lebih banyak untuk merek yang berkelanjutan dan sebanyak 69% memperhatikan klaim branding “eco-friendly” dan “sustainable” saat membeli pakaian. 

Komitmen generasi muda ini pun mulai mempengaruhi pelaku industri tekstil, retailer besar dan brand lokal untuk menggeser model bisnis ke arah sustainable. Walaupun produk fast fashion masih mendominasi lantaran harganya yang murah, banyak konsumen telah menjauhinya lantaran kualitas yang rendah dan proses produksi yang tidak etis.

Produk sustainable fashion saat ini juga diarahkan kepada produk lokal dengan ketahanan dan kualitas yang baik, serta diproduksi dalam jumlah yang terbatas sehingga diharapkan memiliki jejak karbon lebih kecil daripada produk buatan luar negeri.

Produk sustainable fashion yang inovatif juga menghadirkan banyak pilihan untuk konsumen, terutama bagi konsumen berkebutuhan khusus. Pakaian dan produk fesyen lainnya akan semakin adaptif sesuai kebutuhan konsumen yang kian beragam, dan hal ini merupakan tanda bagi pelaku bisnis fesyen untuk lebih jeli membaca pasar dan terus berinovasi mengembangkan produknya. 

Baca Juga: Berakhir Hari Ini (31/8), Manfaatkan Promo Sociolla Spesial Gajian Diskon hingga 60%

Dalam 5 tahun terakhir penyelenggaraan Diplomat Success Challenge (DSC) sebagai program dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia, fesyen selalu menempati posisi 3 teratas dari kategori bisnis yang diikuti oleh peserta. 

Tahun 2021 lalu, Edric bilang terdapat 19,5 persen bisnis fesyen dari 18.233 ide bisnis yang disubmit. Banyak di antaranya merupakan bisnis fesyen dengan model yang berkelanjutan, dan hal ini sangat menggembirakan.

"Di DSC 2022 ini, tentunya kami mengharapkan akan semakin banyak pelaku bisnis fesyen yang lestari, yang tidak hanya mementingkan profit tapi juga memperhatikan aspek-aspek ekonomi sirkular dalam bisnisnya,” ungkap Edric Chandra.

Melihat banyaknya potensi bisnis sustainable fashion saat ini, baik dari sisi kontribusinya terhadap perekonomian maupun kontribusinya bagi dunia yang lebih baik, tidak mengherankan jika pertumbuhan bisnis tersebut nantinya akan sangat tinggi. Bahkan bukan tidak mungkin nantinya produk fesyen lokal yang sustainable akan lebih mudah go global karena permintaannya yang terus menanjak.

Dua bisnis sustainable fashion yang pernah berkiprah dalam DSC antara lain Batik Al-Warits dari DSC 2015, dan Pijakbumi dari DSC 2021.

Baca Juga: Teh Hitam Dipercaya Bisa Menurunkan Berat Badan, Mitos Atau Fakta?

Batik Al-Warits merupakan produk batik yang mengeluarkan aroma wangi-wangian rempah dan bunga dari kainnya. Aroma wangi dari kain batik ini menggunakan minyak Camplong khas Madura dengan teknik perendaman sebanyak 4 kali sehingga aroma wanginya menyatu dengan kain dalam waktu yang lama.

Semakin lama proses pengaromaterapiannya, semakin lama wanginya bertahan. Aroma wangi ini bertahan 1 bulan hingga 4 tahun meski batik sudah dicuci berulang-ulang. Selain itu, Warisatul Hasanah sebagai founder juga menerapkan praktik kerja yang sehat dengan memberdayakan perajin batik di Madura sebagai pekerjanya.

“Prinsip keberlanjutan yang diterapkan pada Batik Al-Warits semakin disempurnakan sejak saya mengikuti DSC di tahun 2015, sehingga sampai saat ini Batik Al-Warits tetap eksis menjalankan bisnis yang sustainable. Tidak hanya menjaga lingkungan dan mengurangi limbah fesyen, tapi juga bisa terus memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat sekitar,” tutur Warisatul Hasanah, Founder Batik Al-Warits.

Hal senada juga dilakukan oleh Pijakbumi yang memproduksi alas kaki dengan material ramah lingkungan. Vania Audrey Pakpahan sebagai Co-Founder Pijakbumi merupakan finalis DSC 2021 di mana brand lokal ini melejit lewat konsep sustainable fashion. Pijakbumi secara konsisten terus memberdayakan konsumennya untuk lebih bijak mengonsumsi energi sebagai bagian dari menjaga sumber daya alam.

Baca Juga: Gunakan Kode Kupon Promo Traveloka Holiday Stays hingga Okt 2022 Ada Diskon Rp500.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News