HOME, Keluarga

Cari Tahu Masalah Perilaku yang Sering Terjadi pada Balita dan Solusinya di Sini

Cari Tahu Masalah Perilaku yang Sering Terjadi pada Balita dan Solusinya di Sini

MOMSMONEY.ID - Balita mampu memahami dan merasakan lebih dari yang dapat mereka ungkapkan secara verbal. Alhasil, mereka akan mudah menjadi kewalahan secara emosional dan menghasilkan berbagai perilaku bermasalah seperti bertingkah, berteriak, mengamuk, dan sebagainya.

Seorang Konsultan Neonatologist sekaligus dokter anak dari Motherhood Hospitals Chennai bernama Dr S. Giridhar menyampaikan, bahwa terdapat 5 masalah perilaku yang umum terjadi pada balita. Apa sajakah itu dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Berteriak

Balita identik dengan karakternya yang penuh energi. Tak jarang, mereka akan berteriak dan menjerit dengan mudah tanpa memedulikan lingkungan di sekitarnya. Kendati cenderung merepotkan, namun kebiasaan menjerit pada balita tidak menyiratkan perilaku marah karena mereka belum mengerti bahwa berteriak merupakan hal yang tidak baik.

Baca Juga: Moms, Kenali Jenis-Jenis Perawatan Kuku yang Bisa Anda Coba

Jika Anda balas berteriak kepada balita Anda guna menghentikan teriakannya, maka kemungkinan mereka akan percaya bahwa berteriak adalah hal yang wajar. Sebagai gantinya, ajarkan dan selalu ingatkan anak Anda cara membedakan suara yang keras dan lembut. Hal ini dilakukan untuk membiasakan anak berbicara dengan lembut tanpa perlu berteriak.

2.  Menggigit kuku

Menggigit kuku bisa berkembang menjadi sebuah kebiasaan. Bahkan, anak Anda bisa mulai melakukan aktivitas menggigit kuku secara tidak sadar dan tanpa pemicu. Kebiasaan menggigit kuku dapat terjadi ketika balita Anda sedang merasa bosan atau stres.

Semakin Anda memarahi, mengomel, atau mendorong anak untuk berhenti menggigit kuku, maka semakin besar pula kemungkinannya bagi mereka untuk tetap melakukannya. Sebenarnya, anak tetap bisa berhenti dari kebiasaan menggigit kuku selagi ada orang lain yang selalu mengawasinya. Namun, hal tersebut tentu membutuhkan waktu.

Selain mengawasinya, Anda bisa menghentikan kebiasaan menggigit kuku pada anak dengan cara membantu mereka menemukan aktivitas fisik yang cocok guna menghilangkan stres yang sedang anak alami.

3. Merengek

Anak-anak terutama yang masih kecil tentu bergantung sepenuhnya pada orang tua mereka dalam berbagai hal penting di kehidupannya termasuk urusan makan, minum, dukungan, bahkan bersih-bersih setelah mereka buang air besar.

Oleh sebab itu, jangan heran jika anak kecil Anda akan menangis atau merengek tatkala membutuhkan perhatian Anda. Anak percaya bahwa jika mereka berperilaku seperti itu maka orang tua mereka akan secara otomatis memenuhi semua kebutuhan atau keinginannya.

Jika Anda mendengar anak Anda merengek, turunkanlah pandangannya dan yakinkan mereka bahwa Anda mendengarkan dan memedulikannya. Apabila anak Anda meminta sesuatu kepada Anda dengan suara yang terdengar normal, maka tanggapi permintaan mereka dengan segera. Sebisa mungkin, hindari pemicu rengekan pada anak Anda seperti lapar dan kelelahan karena pada saat-saat itulah rengekan mereka bisa meningkat.

4. Fobia keramaian

Ketika balita Anda dikelilingi oleh banyak orang, mereka akan cenderung sulit diatur dan tidak terkendali. Situasi ini bisa terjadi ketika Anda mengajak mereka ke mal, stasiun kereta yang ramai, atau pesta.

Dikarenakan balita tidak tidak terbiasa dengan kerumunan orang asing di lingkungan yang tidak dikenal, kemungkinan besar mereka akan terus menempel pada Anda atau bahkan mengajak Anda untuk pergi. Pada saat mereka menunjukkan perilaku yang demikian, maka jangan pernah mengabaikannya.

Peluk dan genggamlah tangan balita Anda dengan lembut untuk memberikan rasa aman sekaligus meyakinkan mereka bahwa Anda selalu ada untuknya.

Jika berniat untuk mengenalkan balita Anda dengan dunia luar, ambilah langkah secara bertahap untuk memaparkannya pada orang banyak. Jangan lupa juga untuk memberikan pujian kepada anak Anda ketika mereka berhasil menghadapi situasi tersebut dengan berani.

5. Berbohong

Anak Anda mungkin tidak dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi sampai mereka berusia 3-4 tahun. Bahkan, mereka dapat membuat dan berinteraksi dengan makhluk imajiner sembari mencoret-coret dinding atau menumpahkan susu.

Jika anak Anda melakukan tindakan tertentu yang memicu kekesalan Anda, menuduh mereka tidak akan membantu untuk mengatasinya. Sebaliknya, aturlah situasi sebaik mungkin dan dorong percakapan di mana anak Anda dapat dengan mudah mengaku daripada menyangkal.

Apabila Anda membebani anak Anda dengan daftar panjang berisi hal-hal apa yang harus dan tidak boleh mereka lakukan, anak mungkin akan menjadi kewalahan dan terpaksa berbohong.

Alih-alih memojokkan anak, ciptakanlah lingkungan yang saling percaya dengan cara memberi tahu mereka bahwa Anda memercayainya begitu juga sebaliknya.

Itulah 5 masalah perilaku yang umum terjadi pada balita serta bagaimana cara mengatasinya. Kesimpulannya, terlepas separah apapun tingkah laku balita Anda, masalah perilaku yang mereka miliki lebih mungkin untuk diselesaikan melalui pikiran yang jernih daripada tekanan.

Jadi, tetaplah dukung dan pahami anak Anda karena masalah perilaku yang ada pada mereka mungkin saja terjadi akibat stres atau penemuannya akan hal-hal baru dan aneh di lingkungannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News