HOME, Keluarga

Cara Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Rumah Tangga

Cara Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Rumah Tangga

MOMSMONEY.ID - Jika Anda memiliki sisa-sisa sayuran dan hampir busuk, jangan teburu-buru untuk membuangnya ya, Moms. Sampah sayuran sangat berpotensi untuk didaur ulang menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos merupakan hasil pelapukan dari sisa-sisa bahan organik yang sangat berguna untuk tanaman.

Dilansir dari pertanian.pontianakkota.go.id, pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos memiliki manfaat ganda, yakni mengatasi masalah sampah rumah tangga dan mendapatkan pupuk organik yang sangat bermutu. Selain itu, Anda juga dapat menghemat pengeluaran Anda untuk kebutuhan pupuk tanaman.

Syarat utamanya adalah memilah sampah organik (sayuran) dengan sampah anorganik. Sampah organik dapat berupa sisa sayuran, nasi, sisa buah-buahan, guguran daun-daun di pekarangan rumah dan seluruh sampah dari bahan alami.

Baca Juga: Mengenal Alternatif Media Tanam Selain Tanah

Bila sampah sudah dipisahkan, akan lebih mudah untuk membuatnya. Alat yang dibutuhkan adalah alat pemotong, tempat penampungan sampah (ember bekas), alat pengaduk, dan wadah untuk melarutkan aktivator.

Sementara itu, bahan yang dibutuhkan adalah sampah organik, serbuk gergaji (bisa diganti tanah atau pupuk kandang), air, dan aktivator. Ada banyak jenis aktivator yang di jual di pasaran. Namun, umumnya menggunakan aktivator EM4.

Cara pertama, cacah sampah organik sampai berukuran kecil. Semakin kecil, semakin cepat proses pengomposan berlangsung. Lalu, tambahkan tanah atau produk pupuk yang sudah jadi sebagai inokulan.

Baca Juga: Macam-Macam Alternatif Media Tanam Organik

Di sisi lain, Anda dapat melarutkan aktivator dengan air di wadah lainnya. Kemudian aduk rata. Jika aktivator terlalu kering, Anda dapat menambahkan air lagi. Setelah larutan siap, campurkan ke dalam bahan organik kompos. Lalu, tutup rapat wadah penyimpanan kompos.

Selama proses pengomposan, Anda perlu melakukan pengadukan seminggu sekali agar aliran udara dalam wadah berlangsung baik. Memasuki usia 7-8 minggu, pengomposan telah selesai. Suhu dalam wadah akan kembali normal.

Pupuk kompos yang baik akan berwarna cokelat kehitaman, berbau tanah, tidak larut dalam air, dan berbutiran halus. Penggunaan kompos yang belum matang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan bahan nutrien antara tanaman dengan mikroorganisme tanah sehingga tanaman terhambat pertumbuhannya.

Meski harus menunggu pupuk kompos matang, ada banyak kelebihan dari pupuk kompos ini, yakni terdapat unsur hara makro dan mikromineral, mengandung humus, memperbaiki struktur tanah menjadi gembur, meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah, meningkatkan aktivitas mikroba tanah, dan mencegah penyakit pada tanaman.

Selanjutnya: Macam-Macam Alternatif Media Tanam Organik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News