HOME, BisnisYuk

Cara Husni Muthohari Meraup Miliaran Rupiah dari Lilin Aromaterapi

Cara Husni Muthohari Meraup Miliaran Rupiah dari Lilin Aromaterapi

MOMSMONEY.ID -  Berangkat dari keresahan melihat Kesehatan mental anak muda terutama generasi milenial, Husni Muthohari asal Cimahi, Jawa Barat berusaha membuat terobosan. Ia berusaha membuat produk yang setidaknya bisa menurunkan kadar stres maupun tingkat Kesehatan mental kawan sejawat dan teman-temannya sesame generasi milenial.

Saat itu, kepikiran olehnya memproduksi produk lilin aromaterapi yang menghasilkan bau-bau yang bisa memberikan ketenangan. Aroma terapi tersebut awalnya diproduksi terbatas melalui serangkaian ujicoba. Maklum, Husni memproduksi lilin itu tanpa modal pengetahuan dan pengalaman. Ia hanya belajar dari tutorial yang diperoleh dari internet. “Semuanya otodidak, sehingga melewati banyak uji coba,” kata Husni.

Dengan modal dasar Rp 5 juta, Husni setidaknya membelanjakan Rp 1 juta sampai Rp 2 juta untuk ujicoba. Namun semangat dan kerja kerasnya itu akhirnya membuahkan hasil, pendapatannya sekarang bisa menembus miliaran rupiah per tahun. Telaten, kerja keras dan juga semangat mau belajar selalu terpatri dalam sanubarinya.

Baca Juga: Garap Pasar Bikers, Northy Sukses Membangun Bisnis Sarung Tangan Kulit

Usai menemukan racikan yang pas, Husni kemudian memasarkan produknya melalui marketplace dan juga membuka media sosial. Sejak berdiri tahun 2018, satu per satu pelanggannya datang mampir di marketplace dan belanja. Karena cocok, banyak yang kembali belanja atau merekomendasikan produknya ke konsumen lain.

Karena permintaan jalan terus, Husni akhirnya memperbanyak aroma wangi dalam setiap produknya. Untuk setiap varian lilin aromaterapi itu, setidaknya memiliki 40 varian wangi. Pemesanan juga semakin banyak datang datang dari banyak daerah khususnya Jabodetabek. Aroma wangi yang ditawarkan Husni, ternyata cocok bagi banyak orang untuk meredakan stres atau menenangkan diri.

Cukup bakar lilinnya dalam ruangan, kemudian hirup aroma yang dihasilkan. Tenang, lilin yang diproduksi oleh Husni berasal dari soy wax atau dari lemak kedelai yang aman bagi kesehatan. Residu pembakaran lilin yang dihasilkan tidak menjadi racun dalam tubuh. “Saya gunakan lilin natural, sehingga tidak menimbulkan bau atau racun,” katanya.

Baca Juga: Dari Rumah, Ani Susilowati Raup Cuan Puluhan Juta dari Bawang Goreng Simbok

Setelah berjalan setahun, Husni kemudian mengajak temannya sebagai co fouder usaha lilin yang kemudian diberi nama Munofolk itu. Dengan adanya co fouder, Husni mulai memikirkan pengembangan bisnis dan mitranya fokus mengembangkan produksi. Perlahan, usahanya semakin berkembang. Dari satuan, puluhan hingga ratusan lilin terpesan. “Tahun pertama penjualan kami Rp 35 juta,” jelas Husni.

Sembari jalan, Husni juga menambah jenis produk. Jika sebelumnya hanya lilin saja, kemudian Husni memproduksi spray wangi-wangian yang bisa disemprotkan. Wangi berupa spray itu sebagai solusi aromaterapi jika cara membakar lilin tidak bisa dilakukan. Penambahan varian produk dan jenis produk, membuat penjualan Husni merangkak naik. Pada tahun 2019 atau tahun kedua beroperasi, Husni bisa meraup pendapatan sampai dengan Rp 500 juta.

Berkah pandemi

Memasuki tahun 2020, penjualan Husni justru terbang tinggi. Meski di awal tahun mulai terjadi pandemi, namun pesanan yang datang justru meningkat tajam. Alhasil, Husni menambah tenaga kerja produksi dan juga pengiriman barang. “Saat pandemi penjualan kami naik jadi Rp 1,6 miliar per tahun,” katanya.

Baca Juga: Covid-19 Menginspirasi Arana Bike Mengolah Bambu Menjadi Sepeda

Kenaikan penjualan terjadi karena banyak orang melakukan kerja dari rumah dan butuh wangi-wangian yang menenangkan. Selain itu, banyak juga yang memesan lilin aromaterapi itu untuk meredakan stres karena tekanan pekerjaan akibat pandemi. Begitu juga dengan pasien covid yang juga banyak memesan produknya guna meredakan gejala covid.

Memasuki tahun 2021, penjualan lilin aromaterapinya turun menjadi Rp 1,2 miliar. Namun Husni bilang, hal itu tetap lebih baik jika dibandingkan penjualan sebelum pandemi. Selain kompetitor yang sudah mulai bermunculan, penurunan penjualan juga terjadi karena belum banyak produk baru yang diluncurkan di tahun 2021. “Saat ini kami sedang genjot pilihan aroma,” kata Husni yang menargetkan penjualannya tahun ini bisa menembus Rp 2 miliar.

Uniknya, dalam mengejar penjualan yang dilakukan, Husni hanya mengandalkan marketplace khususnya Shopee. Selain itu, Ia juga rajin ikut pameran khususnya pameran Brilianpreneur 2021 lalu. Kehadirannya saat pameran membuat pesanan lilinnya banyak berdatangan. “Pameran meningkatkan popularitas produk kami dan dikenal banyak orang,” jelasnya.

Baca Juga: Kisah Sukses BeeMa Honey Ekspor Madu ke Mancanegara

Selain meningkatkan penjualan, pameran yang diikuti oleh Husni juga berhasil menambah kemampuannya untuk berbisnis. Melalui pameran dan pelatihan yang diikuti, Husni belajar produksi yang efisien, manajemen yang efisien, promosi yang efisien dan lain sebagainya. “Banyak pengetahuan bermanfaat yang saya peroleh,” kata Husni.  

Dari sisi pemasaran, Huni juga memanfaatkan marketplace. Selain itu, Husni juga menggarap pasar perhotelan atau korporasi meski belum fokus. Pihaknya mulai menawarkan lilin aromaterapi untuk merchandise. Beberapa perusahaan seperti Pullman Bandung, Pullman Jakarta dan juga beberapa perusahaan telah memesan produknya tersebut. “Kami berharap tahun ini juga bisa memperbesar pasar korporat ini,” jelas Husni yang kini memiliki 7 orang tenaga kerja itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News