Bugar

Borobudur Marathon 2022, Berlari sambil Merayakan Kekayaan Budaya Lokal

Borobudur Marathon 2022, Berlari sambil Merayakan Kekayaan Budaya Lokal

MOMSMONEY.ID - Borobudur Marathon 2022 adalah perayaan bagi pelari. Pada gelaran Bank Jateng Tilik Candi, lebih dari 4.000 pelari berpesta dalam semarak sambutan dan kehangatan warga di sekitar Borobudur.

Bank Jateng Tilik Candi merupakan kompetisi lari dengan jarak 21,097 kilometer atau setengah maraton. Tahun ini, ajang ini diikuti 4.552 pelari umum dari berbagai wilayah di Indonesia dengan sistem ballot.

Bekerjasama dengan Yayasan Borobudur Marathon, Harian Kompas menggelar Borobudur Marathon 2022 dengan dukungan Bank Jateng dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas para pelari pukul 05.00 WIB di Taman Lumbini, Borobudur, setelah menyanyikan Indonesia Raya bersama-sama dengan dipimpin penyanyi Regina Ivanova.

"Saya menikmati berlari di Borobudur Marathon, rutenya menyenangkan, dan steril dari kendaraan," kata Ai Kusniati yang berhasil menjadi yang tercepat di kategori putri dengan catatan waktu 1 jam 30 menit 5 detik. 

"Soal tanjakan atau turunan, saya sudah biasa karena saya berasal dari Pengalengan, daerah pegunungan, jadi tahu cara menyikapinya," ujarnya yang juga merasa disemangati dengan aksi kreatif penyemangat (cheering) di sepanjang rute.

Baca Juga: Borobudur Marathon 2022: Lokomotif Wisata, Ekonomi Lokal, dan Pertukaran Budaya

Kehangatan warga

Yang begitu khas dari perhelatan Borobudur Marathon 2022 adalah keterlibatan warga yang aktif dalam menyambut para pelari. Pada rute Tilik Candi, peserta mulai berlari dari Taman Lumbini, lantas melewati sejumlah desa untuk kembali finis di Taman Lumbini.

Sepanjang rute, banyak warga berdiri di pinggir jalur berlari untuk meneriakkan kata-kata semangat. Ribuan anak-anak dan remaja yang datang dari beragam sekolah mempertontokan pertunjukan budaya untuk memeriahkan suasana dan mendorong pelari untuk dengan gembira mencapai finis.

"Semangat, Mas!" pekik Istiqomah, 54 tahun, dari bangku yang sengaja dia angkut ke pinggir jalan untuk menonton Tilik Candi. Pelari-pelari itu sedang melintasi desa tempat tinggalnya, Desa Ngroto.

"Saya pernah dua kali ikut Borobudur Marathon, waktu lomba ini diadakan awal-awal dulu, tahun 1990-an. Saya lari 10 kilometer dari Blondo ke Borobudur. Makanya, sekarang juga saya senang sekali melihat para pelari ini," ungkap Istiqomah.

Suasana meriah mewarnai rute, terutama karena banyak penampil-penampil penyemangat dari warga desa maupun sekolah-sekolah. Mereka menyanyi, menari, memainkan musik, dan mengenakan kostum-kostum bernapaskan adat daerah untuk menjaga energi para pelari.

Di salah satu titik, misalnya, panggung kecil berdiri untuk pertunjukan kolintang dan bermacam dendang. Ini adalah persembahan dari SMPN 1 Kota Mungkid, Magelang.

"Untuk Borobudur Marathon tahun ini, kami menyiapkan pertunjukan berupa orkestra kolintang dengan perpaduan gerak dan seni," kata Mohammad Yusup, Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Mungkid. 

"Ada beberapa lagu daerah dan nasional yang dibawakan. Penampilnya 120 siswa yang diseleksi dari kelas 7 dan 8," sebut dia. Kelompok dari SMPN 1 Kota Mungkid hanyalah salah satu dari puluhan penampil yang menyemarakkan Tilik Candi.

Baca Juga: Energi Para Pelari Nyalakan Spirit Borobudur Marathon 2022

Rayakan budaya 

Ketulusan dan kehangatan warga serta budaya yang ditampilkan untuk para pelari adalah cerminan nyata apa yang Gubernur Jawa Tengah dan Direktur Bank Jateng Supriyatno sebelumnya ungkapkan: Borobudur Marathon adalah ajang wisata olahraga.

Selain menonjolkan pertandingan berlari, Borobudur Marathon selalu menjadi cara untuk merayakan kekayaan budaya lokal, baik lewat sambutan warganya maupun pengalaman lain yang ditawarkan Magelang.

Keseriusan untuk membangkitkan wisata olahraga juga tampak dari pagelaran Pasar Harmoni selama penyelenggaraan Borobudur Marathon 2022.

Pasar Harmoni adalah bazar kuliner dan kriya khas Magelang dari kelompok Pawone, yang telah melalui proses kurasi dan pendampingan. Pada ajang Bank Jateng Tilik Candi, Pasar Harmoni terdiri atas 13 kuliner lokal dan 9 kriya hadir di Taman Lumbini.

Beragam kuliner yang bisa pelari nikmati, antara lain siomay beong, soto bebek, nasi telang, beragam olahan singkong, dan dawet ireng ketan hijau.

Sementara berbagai jenis kriya menarik juga ditawarkan. Sebut saja, kerajinan kayu dan kulit telur, kerajinan kayu limbah, kerajinan kerang, wayang, batik, dan ecoprint.

Para pelaku usaha juga dengan antusias memperkenalkan produk-produk unggulannya. Rumah Singkong Borobudur, misalnya, membawa produk gethuk cothot dan mendhut telo.

Gethuk cothot adalah getuk berisi gula merah yang langsung lumer di mulut ketika getuk digigit. Sementara mendhut telo ialah olahan singkong dengan isian parutan kelapa dan gula merah, yang lantas dibungkus daun dan dikukus.

"Kami berharap, dengan ikut Pawone ini, kami bisa lebih dikenal, apalagi sekarang olahan pangan lokal sedang digencarkan," kata penggagas Rumah Singkong Borobudur Rini Wijayanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News