HOME, Keluarga

Berikut Macam-Macam Cara Menanam Hidroponik

Berikut Macam-Macam Cara Menanam Hidroponik

MOMSMONEY.ID - Hidroponik atau disebut juga sebagai soilless culture adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Umumnya menggunakan pengairan akar. Sistem menanam ini memiliki banyak keuntungan, salah satunya hasil tanaman organik tanpa penggunaan pestisida.

Jika Anda tertarik bercocok tanam dengan sistem hidroponik, ada beberapa sistem dengan praktik yang paling mudah hingga kesulitan yang tinggi. Dilansir dari cybext.pertanian.go.id, ada beberapa macam sistem bercocok tanam hidroponik yang perlu Anda ketahui, yakni sistem sumbu (wick system), irigasi (drip sistem), pasang surut (EBB & Flow), NFT (nutrient film technique), rakit apung (water culture), dan aeroponik. Berikut cara kerja masing-masing sistem hidroponik.

Baca Juga: Ingin bercocok tanam dengan aeroponik? Ini pilihan jenis tanamannya

Sistem Sumbu (wick system)

Sistem sumbu adalah sistem yang paling sederhana. Sistem ini memberikan nutrisi melewati akar tanaman yang disalurkan dengan media bantuan berupa sumbu. Sumbu yang digunakan antara lain adalah kerikir, arang sekam, rockwool, sabut kelapa, dan media penopang lain kecuali tanah.

Sistem ini tidak membutuhkan banyak ruang. Anda hanya membutuhkan botol bekas dan wadah-wadah bekas lainnya. Botol-botol itu diisi dengan cairan nutrisi, lalu Anda memasukkan media tanaman dan tanamannya. Nutrisi yang diserap oleh sumbu akar mengalirkannya menuju ke akar tanaman. Tanaman yang cocok dengan sistem ini adalah tanaman-tanaman kecil.

Irigasi (drip sistem)

Sistem irigasi memiliki keuntungan pada kegiatan pemupukan yang dikurangi karena pupuk hanya diberikan saat proses penyiraman. Sistem ini juga meningkatkan unsur hara karena pemberian pupuk hanya sedikit, tetapi kontinu. Singkatnya, sistem ini bekerja dengan cara meneteskan larutan yang berisi nutrisi terus menerus pada media tanam menggunakan selang atau pipa.

Larutan nutrisi ini akan ditampung di dalam wadah air dan dihubungkan dengan selang yang telah terhubung dengan media tanaman. Saat air dipompa, akan membetuk tetesan dalam media tanaman. Dalam hal ini, tanaman tidak akan tergenang air dan tidak kekeringan.

Media ini membutuhkan beberapa alat seperti dripper, nipper, microtube, wadah penampung nutrisi, pompa, pipa nutrisi, polybag, dan timer. Selain itu, Anda juga memerlukan ruang yang lebih luas. Media tanam yang biasa dipakai adalah serbuk kelapa, sekam pagi, perlit, vermikulit, dan zeolit.

Tanaman yang cocok ditanam dengan sistem ini adalah cabai, terong, timun jepang, paprika, tomat, stroberi, dan melon.

Baca Juga: Sistem Akuaponik, Pelihara Ikan dan Tanaman dalam Satu Tempat

Pasang Surut (EBB & Flow)

Metode ini seperti menggunakan cara kerja air pantai yang sedang pasang atau naik. Cara kerjanya, pemompaan air yang hidup pada bak tanaman akan membanjiri wadah tanaman untuk beberapa saat. Ketika proses ini, akar tanaman akan menyerap nutrisi. Saat pompa mati, air akan menyurut. Terjadinya pasang surut ini diatur menggunakan timer dan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar tidak kekurangan air atau tergenang.

Baca Juga: Mengenal Alternatif Media Tanam Selain Tanah

NFT (nutrient film technique)

Sistem NFT bekerja secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa menggunakan timer untuk pompa. Akan tetapi, aliran nutrisi yang dialirkan dangkal, sehingga tidak menggenangi akar sepenuhnya. Sebagian akar yang terendam akan memperoleh nutrisi dan akan mengalirkannya ke seluruh tanaman.

Rakit Apung (water culture)

Sistem hidroponik rakit apung merupakan pengembangan dari sitem hidroponik yang digunakan untuk kepentingan komersial dengan skala besar atau rumah tangga. Sistem ini diletakkan di atas gabus atau styrofoam yang sudah dibolongi dan diletakkan di atas larutan nutrisi. Sistem ini memiliki keuntungan karena dapat bekerja secara mandiri tanpa ketergantungan terhadap alat seperti pompa atau timer.

Baca Juga: Mengenal Metode Menanam Hidroponik untuk Pemula

Aeroponik

Hidroponik aeroponik merupakan cara bercocok tanam dengan menyemprotkan nutrisi ke akar tanaman. Nutrisi yang disemprotkan mempunyai bentuk seperti kabut, alasan kenapa dinamakan aero yang berarti udara.

Cara menanam ini tidak memerlukan wadah untuk menggenangkan larutan. Anda hanya perlu menggantungkan akar tanaman di udara. Hal ini bertujuan untuk mentransfer kabut yang kaya nutrisi menuju akar tanaman.

Sayangnya, ketersediaan alat untuk menanam sistem aeroponik ini belum banyak. Anda memerlukan alat penyembur berupa sprinkler untuk menyirami akar.

Selanjutnya: Rawan Menguning, Begini Cara Merawat Tanaman Monstera

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News