HOME, Keluarga

Anak Sering Marah Tidak Wajar, Inilah 5 Penyebabnya yang Tak Terduga

Anak Sering Marah Tidak Wajar, Inilah 5 Penyebabnya yang Tak Terduga

MOMSMONEY.ID - Marah dan pertengkaran merupakan dua situasi yang umum terjadi pada anak-anak mengingat kestabilan emosi layaknya orang dewasa belum mereka miliki.

Namun, pernahkah Anda merasa bahwa kemarahan anak melampaui batas wajar dan tak terhentikan. Padahal, berbagai strategi parenting sudah Anda lakukan?

Untuk itu, inilah saatnya bagi Anda untuk mencari tahu penyebab yang mendasari perilaku marah tak terkontrol pada anak.

Melansir Amen Clinics, inilah 5 penyebab tak terduga di balik kemarahan anak yang tidak wajar dan mungkin saja terjadi tanpa Anda sadari. Yuk, simak dengan saksama!

Baca Juga: Ciptakan Kebiasaan Makan Sehat pada Anak dengan Cara Ini

1. ADD / ADHD

Anak-anak dengan ADD (Attention Deficit Disorder) dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) cenderung sering mengalami ledakan kemarahan. Sebagian, kondisi ini disebabkan oleh perilaku impulsif sebagai salah satu karakteristiknya. Banyak dari anak-anak yang mengidap ADD/ADHD memiliki aktivitas rendah di korteks prefrontal otak mereka.

Area otak tersebut berkaitan dengan kontrol impuls, penilaian, dan pengambilan keputusan. Ketika aktivitas di korteks prefrontal otak rendah, anak-anak akan cenderung berbicara dan bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka.

Oleh sebab itu, anak-anak dengan ADD / ADHD mudah dikendalikan amarah, bahkan dapat menyebabkan kerusakan fisik pada teman mereka maupun diri sendiri.

2. Anxiety Disorder/Gangguan Kecemasan

Pada beberapa anak, tantrum, perilaku menghancurkan, dan perilaku agresif adalah tanda-tanda dari adanya kecemasan pada diri mereka. Adapun kecemasan telah dikaitkan dengan peningkatan aktivitas di sejumlah area otak termasuk ganglia basal (bagian yang terlibat dalam pengaturan tingkat kecemasan tubuh) dan amigdala (pusat ketakutan otak).

Untuk beberapa anak, kecemasan menghasilkan opsi untuk melakukan pertarungan dibandingkan menghindari konflik.

3. OCD (Obsessive Compulsive Disorder)/Gangguan Obsesif Kompulsif

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar setengah dari semua orang termasuk anak-anak dengan OCD (Obsessive Compulsive Disorder) atau gangguan obsesif kompulsif cenderung mudah untuk mengalami serangan kemarahan dan kemarahan yang intens.

Orang-orang dengan OCD cenderung memiliki aktivitas berlebihan di anterior cingulate gyrus yang merupakan pemindah gigi pada otak. Ketika di area otak ini terlalu banyak aktivitas, maka orang yang mengalaminya akan terjebak dalam pikiran obsesif maupun terjebak dalam tindakan.

Anak-anak dengan OCD kemungkinan memiliki dorongan yang akan membantu mereka mengatasi pikiran-pikiran menyedihkan yang berputar di dalam kepala mereka. Ketika OCD tidak diobati dan ada gangguan pada kompulsi tersebut, anak-anak pun akan rentan mengalami panik dan mudah bereaksi dengan cara marah.

4. TBI (Traumatic Brain Injury) / Cedera Otak Traumatis

Jika anak Anda pernah jatuh dari sepeda atau jatuh dari tangga dan kepalanya terbentur, hal tersebut dapat menyebabkan konsekuensi yang bertahan lama seperti masalah dengan kemarahan dan agresi.

Bahkan, cedera kepala ringan yang tidak disertai pingsan atau gegar otak juga tetap berisiko menyebabkan masalah. Untuk mengatasinya, pengobatan yang tepat sangat perlu untuk diupayakan dengan segera.

5. Temporal Lobe Abnormalities / Kelainan Lobus Temporal

Agresi sering dikaitkan dengan kelainan pada lobus temporal kiri. Terletak di kedua sisi otak di belakang mata dan di bawah pelipis, lobus temporal terlibat dalam stabilitas suasana hati, memori, dan pembelajaran. Penelitian pencitraan otak menunjukkan bahwa stabilitas emosional sangat dipengaruhi oleh lobus temporal kiri.

Jika area otak ini bermasalah, maka kemarahan, pikiran gelap atau kekerasan, dan ketidakstabilan emosional pun mudah dialami oleh anak-anak. Adapun permasalahan lobus temporal biasanya terjadi karena faktor genetik, cedera kepala, paparan racun seperti jamur beracun, obat-obatan, atau alkohol, hingga infeksi seperti penyakit Lyme.

Itulah 5 penyebab tak terduga di balik kemarahan anak yang tidak terkendali. Perlu Anda ketahui bahwa biasanya kemarahan tidak terkendali merupakan tanda aktivitas otak yang tidak normal serta dapat dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan mental dan masalah lainnya.

Jadi, jika Anda kewalahan dan kebingungan dalam menghadapi anak yang sering marah di luar batas, pastikan untuk tidak ragu berkonsultasi dengan tenaga profesional guna mengetahui secara pasti apa yang terjadi pada anak, sekaligus mengetahui penanganan yang tepat untuk mereka.

Selanjutnya: Ingin Mengajarkan Empati kepada Anak? 5 Cara Ini Bisa Anda Praktikkan di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News