HOME, InvesYuk

IHSG Ditutup Menguat, Ini Saham-Saham yang Harus Dicermati Pekan Depan

IHSG Ditutup Menguat, Ini Saham-Saham yang Harus Dicermati Pekan Depan

MOMSMONEY.ID - Menutup pekan kali ini, rupanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat tinggi pada penutupan perdagangan, Jumat (3/9), IHSG menguat 0,80% atau 48,69 poin ke 6.126,92 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ada sembilan indeks sektoral menguat bersama dengan IHSG hari ini. Sektor perindustrian melesat 2,11%. Sektor energi menguat 1,91%. Sektor kesehatan naik 1,17%. Sektor keuangan melompat 1,05%. Sektor barang konsumsi primer terangkat 0,86%. Sektor infrastruktur naik 0,72%. Sektor barang konsumsi nonprimer naik 0,16%. Sektor priperti dan real estat serta sektor barang baku menguat masing-masing 0,05%. Sementara dua sektor lain berakhir di zona merah pada hari terakhir pekan ini. Sektor transportasi dan logistik turun 0,62%. Sektor teknologi tergerus 0,59%.

Total volume transaksi bursa mencapai 20,50 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 10,07 triliuh. Sebanyak 238 saham turun harga. Hampir berimbang, ada 240 saham menguat. Sedangkan 164 saham flat.

Analis Erdikha Elit Sekuritas, Hendri Widiantoro mengatakan penguatan indeks kali disebabkan kenaikan hampir semua sektor kecuali sektor teknologi dan transportasi serta logistik. Dan beberapa saham yang memiliki bobot cukup tinggi pada indeks, seperti UNTR, PTBA, BBCA, ADRO dan BBNI cukup menguat. Melihat sokongan para saham, Hendri menilai IHSG pun terangkat naik.

"Di samping itu, penguatan IHSG juga terbantu akumulasi beli asing yang banyak terhadap saham-saham kapitalisasi besar," ucap Hendri.

Baca Juga: Cara Meningkatkan Imun Anak, Supaya Tidak Gampang Sakit!

Kendati demikian, Hendri bilang ada beberapa katalis yang masih menjadi pemberat pergerakan IHSG. Seperti kekhawatiran seputar pandemi menyusul penyebaran virus Covid-19 varian baru yakni varian 'Mu'.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), mutasi yang pertama ditemukan di Colombia dan menyebar ke-39 negara ini berpeluang lolos dari kekebalan tubuh mereka yang pernah terinfeksi atau tervaksinasi. Pemerintah pun mulai mencemaskan adanya gelombang ketiga akibat adanya varian baru dari virus corona atau Covid-19 yang diumumkan oleh WHO bernama varian Mu atau B.1.621. Varian ini pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari lalu. Untuk di regional sendiri varian tersebut sudah memasuki kawasan Jepang dan Hong Kong.

Sementara itu, pada perdagangan pekan depan, Hendri bilang, investor perlu mencermati data-data penting seperti Neraca perdagangan China di hari selasa, tingkat inflasi di China, dan juga penjualan retail Indonesia yang mana secara bersamaan akan di rilis pada hari kamis pekan depan.

Pada hari Senin pekan depan, Hendri mencatat, investor juga diperkirakan akan merespon rilisnya data ketenagakerjaan pada jumat malam ini dengan baik. Konsensus memperkirakan akan  ada tambahan angka penciptaan kerja sebanyak 720 ribu di bulan Agustus yang membuat tingkat pengangguran turun ke 5,2% sebelumnya 5,4%. Data ini perlu kita cermati karena dengan rilisnya data ini karena dengan rilisnya data ini, arah dari  Program pengurangan (tapering) pembelian obligasi di pasar akan terlihat, karena The Fed baru akan dimulai setelah data tenaga kerja menguat. 
 
"Dengan sentimen yang cukup banyak tadi. Indeks awal pekan depan diperkirakan akan bergerak  rentang 6.080 sampai 6150. Saham-saham yang dapat dicermati untuk perdagangan pekan depan yaitu ARO, BBCA, BBNI, BANK, ASII, PTBA," tandasnya.

Baca Juga: Naik 7 Poin di Awal Perdagangan Jumat (3/9), IHSG Berpeluang Menguat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News