HOME, Keluarga

9 Cara Menanamkan Nilai Kejujuran pada Anak

9 Cara Menanamkan Nilai Kejujuran pada Anak

MOMSMONEY.ID - Kejujuran memang tak selalu manis. Kendati demikian, kejujuran adalah bagian utama dari kebijaksanaan. Oleh sebab itu, nilai yang satu ini haruslah diajarkan kepada setiap orang sedari masa kanak-kanak.

Jika orang tua lalai dan abai terhadap kejujuran, maka bukan mustahil anak-anak mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa yang suka berbohong dan menipu orang lain.

Tidak ada kata terlalu muda, yuk terapkan 9 cara sederhana yang dilansir dari iMOM ini untuk mengajarkan kejujuran pada anak-anak Anda sekarang juga!

Baca Juga: Pantau Lalu Lintas Mudik 2022 Secara Online Lewat Link CCTV Ini

1. Hargai kejujuran anak

Sebagai orang tua, tak jarang Anda sering kali terlalu cepat memarahi anak bukan? Bahkan, terkadang para orang tua juga tidak segera mengapresiasi anak atas perilaku baik yang telah mereka tunjukkan.

Padahal, memuji anak terutama ketika berbuat jujur dapat mendorong mereka untuk terus berbuat jujur ke depannya. Oleh sebab itu, jangan ragu untuk menghadiahi kejujuran anak dengan pujian dan pelukan. Ini akan membangun kepercayaan diri sekaligus memperkuat perilaku positif mereka.

2. Ajari anak untuk membela apa yang benar

Melakukan apa yang benar selalu lebih penting daripada melindungi perasaan seseorang yang melakukan kesalahan. Faktanya, salah akan selalu salah.

Maka dari itu, ajarkanlah anak-anak Anda untuk membela apa yang benar, bukan sebaliknya.

3. Praktikkan perilaku jujur di depan anak Anda

Jika Anda ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang jujur, maka Anda harus menjadi role model yang baik dan tunjukkan kepada anak secara langsung seperti apa perilaku jujur itu.

Misalnya, ketika Anda dan anak pergi ke toilet umum yang mengharuskan penggunanya untuk membayar tapi saat itu tidak menemui satu pun petugas penjaga toilet di sana, apa yang akan Anda lakukan? Meski Anda bisa bergegas pergi dan tidak membayar, namun pastikan untuk tidak melakukannya ya.

Tetaplah untuk memasukkan uang ke dalam kotak atau wadah yang tersedia meski tak ada satu pun orang yang memantau, dan niscaya anak akan mencontoh perilaku positif Anda tersebut.

4. Hindari untuk mengajukan pertanyaan yang terkesan memojokkan anak

Meskipun tergoda untuk menguji kejujuran anak, cobalah untuk tidak mengajukan pertanyaan yang bisa memberikan anak kesempatan untuk tidak jujur.

Contohnya, suatu hari Anda melihat anak tidak sengaja menumpahkan teh di atas sofa. Anda tak perlu bertanya "apakah kamu baru saja menumpahkan teh di sofa?" Pasalnya, pertanyaan semacam itu akan membuat anak berpikir bahwa mereka masih memiliki kesempatan untuk lari dari kesalahan dan menyalahkan orang lain.

Alih-alih bertanya demikian, katakan saja pada anak untuk segera membersihkannya. Dengan begini, anak akan terdorong untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.

5. Terapkan konsekuensi

Sebagai orang tua, tentu akan ada saat di mana anak berbohong dan Anda bisa menangkap kebohongan mereka dengan jelas.

Ketika peristiwa itu terjadi, penting untuk mengatakan kepada anak bahwa ada konsekuensi atas kebohongan yang telah mereka lakukan. Disiplin yang tepat harus dijalankan dan ditindaklanjuti dengan segera. Usahakan untuk konsisten menerapkan konsekuensi supaya anak jera untuk kembali berbohong.

6. Bantu anak memperbaiki kesalahan

Menangkap anak yang sedang berbuat tidak jujur adalah saat yang tepat bagi Anda untuk menanamkan kembali nilai-nilai kejujuran pada mereka.

Ketika anak ketahuan berbohong, bantu mereka untuk memperbaiki kesalahannya. Alih-alih hanya memarahi, membantu anak untuk memperbaiki kesalahannya dapat memudahkan mereka untuk berbuat lebih baik lagi ke depannya.

7. Ajarkan anak untuk selalu menjaga perkataannya

Salah satu kebiasaan penting yang harus diterapkan oleh setiap orang adalah menepati janji yang telah dibuat.

Supaya anak dicap sebagai pribadi yang jujur oleh orang lain, maka Anda harus mengajari mereka untuk menjadi orang yang selalu memegang teguh kata-katanya. Ingatkanlah anak untuk tidak merusak ucapan yang telah mereka keluarkan.

8. Tanamkan prinsip "milikmu tetaplah milikmu"

Satu hal yang harus Anda ajarkan kepada anak sedini mungkin adalah prinsip yang menyatakan bahwa apa yang anak miliki adalah milik anak dan apa yang orang lain miliki adalah milik orang lain.

Jelaskanlah pada anak-anak bahwa mereka boleh meminjam mainan atau barang milik orang lain asal harus dikembalikan lagi. Meski barang tersebut sangat bagus dan menyenangkan, namun selalu ingatkan anak untuk tetap mengembalikannya pada pemilik aslinya. Selalu arahkan anak untuk menghargai barang-barang mereka sendiri dan menghindari meminjam barang orang lain jika tidak terlalu penting.

9. Awasi lingkaran pertemanan anak

Jika teman anak Anda suka berbohong dan menipu, kemungkinan besar ia pun akan ikut melakukannya. Sebaliknya, jika teman-teman anak Anda sopan dan jujur, anak pun akan menjadi sosok yang jauh lebih baik lagi.

Oleh sebab itu, awasi lingkaran pertemanan anak Anda dan minta mereka untuk menjauhi orang-orang yang hanya akan membawa dampak buruk bagi mereka.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News