Keluarga

7 Hal yang Sebaiknya Orangtua Lakukan Saat Anak Remaja Mulai Berpacaran

7 Hal yang Sebaiknya Orangtua Lakukan Saat Anak Remaja Mulai Berpacaran

MOMSMONEY.ID - Anak remaja Anda mulai berpacaran? Ini 7 hal yang sebaiknya orangtua lakukan saat anak remaja mulai berpacaran.

Sekitar 35% remaja memiliki pengalaman dengan hubungan romantis. Bagi sebagian besar orangtua, fase percintaan anak remaja mungkin terasa canggung atau bahkan menakutkan.

Namun, terlepas dari bagaimana pun perasaan Anda sebagai orangtua menjadi tidak terlalu terlibat merupakan satu hal yang dibutuhkan oleh seorang remaja selama berada di masa-masa tersebut.

Apabila Anda adalah sosok orangtua yang overprotektif, pasti sangat kecil kemungkinannya bagi anak remaja Anda untuk menjalin hubungan asmara.

Namun, jika Anda adalah tipe orangtua yang tidak terlalu mempermasalahkan anak untuk berpacaran, ada beberapa hal yang patut untuk Anda lakukan.

Melansir Bright Side, inilah 7 hal yang sebaiknya orangtua lakukan saat anak remajanya yang mulai berpacaran. Simak baik-baik, ya.

Baca Juga: Rekomendasi 4 Buku Self Development Terbaik, Remaja Dewasa Wajib Baca

1. Kenali pasangan anak

Bertemu dengan pasangan anak Anda akan memberikan gambaran tentang orang seperti apa yang sering menghabiskan waktu bersama anak Anda. Ini juga akan memberikan Anda gambaran sekilas tentang kehidupan mandiri anak Anda.

Ketika Anda sedang tidak sibuk, undang pasangan anak Anda untuk makan atau melakukan perjalanan bersama. Kegiatan seperti ini akan memperkuat dukungan tulus Anda terhadap hubungan asmara anak Anda.

Dengan berusaha mengenali pasangan anak Anda, maka akan terbentuk dasar untuk komunikasi yang lebih terbuka di antara Anda dan anak.

2. Jangan meremehkan atau menyangkal perasaan anak

Sebagai orangtua, pengalaman Anda tentu bisa menjadi alasan yang kuat untuk mengukur seberapa sepele atau serius sesuatu.

Kendati demikian, banyaknya pengalaman hidup yang Anda miliki tidak boleh digunakan sebagai alat untuk menertawakan perasaan anak remaja Anda.

Akuilah perasaan cinta, kebahagiaan, dan bahkan rasa frustasi serta rasa sakit anak Anda apapun yang terjadi.

Ingatkan anak bahwa tidak apa-apa untuk merasakan emosi apapun alih-alih menyuruh mereka untuk melupakan emosi yang terlihat konyol di mata Anda.

Baca Juga: Cafe Hopping, Kenali Trend Icip-Icip di Cafe Shop Lucu Ini Yuk

3. Jangan terlalu membatasi

Menjadi orangtua yang terlalu mengendalikan kehidupan anak-anak tidak akan berakhir baik bagi siapa pun.

Meski anak remaja memang membutuhkan bimbingan, namun kebanyakan dari mereka mampu membuat keputusan yang tepat untuk diri mereka sendiri.

Apabila Anda mengatakan "tidak" pada setiap permintaan anak tanpa menjelaskan alasannya, itu hanya akan mendorong mereka untuk menyimpan rahasia dari Anda.

Jadi, terapkan sikap yang lebih ramah terhadap hubungan romantis anak Anda dan bersiaplah untuk membimbing mereka kapan pun dibutuhkan.

4. Jangan menjadi helicopter parent

Jangan memaksa anak remaja Anda untuk menunjukkan kepada Anda setiap pesan teks atau obrolan mereka dengan pasangannya, menguping percakapan anak dengan pasangannya baik secara langsung maupun virtual, atau meminta untuk bisa menemani anak setiap mereka hendak berkencan.

Walaupun Anda sangat ingin menjadi orang tua yang terlibat dalam kehidupan anak remaja Anda, berusahalah untuk tidak menjadi sosok helicopter parent yang mengendalikan segala aspek kehidupan anak secara berlebihan jika tidak mau anak merasa tidak nyaman dan suka berbohong.

Baca Juga: Kenali 7 Tanda Seseorang Mengalami Burnout

5. Ajarkan anak tentang pentingnya mengatur batasan

Saat Anda mengizinkan anak Anda untuk menjalin hubungan romantis, selalu ingatkan anak tentang pentingnya mengatakan "tidak" dan berpegang teguh pada kata-kata mereka dalam situasi yang terasa tidak menyenangkan baginya.

Berikan petunjuk kepada anak Anda tentang apa yang harus dilakukan jika mereka merasa terpojok atau ditekan oleh pasangannya.

Contohnya, Anda bisa mengajarkan anak Anda untuk bergegas pergi meninggalkan pasangannya atau segera menelepon Anda ketika anak merasa tidak nyaman dengan perilaku pasangannya.

Di sisi lain, ajarkan juga anak Anda untuk menghormati pasangan dan keputusannya. Jika anak-anak Anda mampu menerima penolakan atau batasan yang ditetapkan oleh pasangannya, maka pasangan dari anak Anda tidak akan kesulitan untuk melakukan hal yang sama.

6. Dengarkan cerita anak tentang hubungan asmara mereka

Bersedia berkomunikasi dengan anak tidak hanya sebatas membicarakan topik-topik besar melainkan juga mau melibatkan diri untuk mendengarkan cerita anak tentang hal-hal paling biasa termasuk kencan.

Saat jatuh cinta, anak akan memiliki emosi yang kuat sehingga ingin terus membicarakannya. Jadi dengarkanlah setiap cerita yang ingin mereka bagikan kepada Anda.

Meskipun cerita yang anak sampaikan sudah pernah Anda dengar sebelumnya, cobalah untuk tidak terlihat bosan, meremehkan, atau tidak nyaman.

Pasalnya, ketulusan Anda untuk terhubung dengan anak akan mendorong mereka terus datang kepada Anda tidak hanya untuk mengobrolkan tentang bagaimana kencan mereka berjalan tetapi juga untuk membahas hal-hal lain yang lebih serius.

7. Percayai anak Anda

Memercayai anak memungkinkan mereka belajar berpikir untuk dirinya sendiri. Dengan memberikan kepercayaan, anak akan membiasakan diri untuk bertanggung jawab atas tindakannya dan mendorongnya untuk bisa membuat keputusan yang tepat dalam hubungan asmara yang sedang dijalani.

Berkat rasa saling percaya yang telah Anda tanamkan, anak pun tidak akan kesulitan atau ragu untuk mendatangi Anda dan meminta jawaban atas segala pertanyaannya tentang kehidupan percintaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News