HOME, Keluarga

6 Tips untuk Membantu Mengatasi Balita yang Suka Memukul

6 Tips untuk Membantu Mengatasi Balita yang Suka Memukul

MOMSMONEY.ID - Balita bisa menjadi sangat agresif secara tiba-tiba. Meski kebiasaan memukul, menggigit, dan menendang yang dilakukan oleh balita dapat terasa menyakitkan, namun perilaku-perilaku tersebut tergolong umum terjadi pada balita khususnya usia 1-3 tahun.

Alih-alih khawatir berlebihan, para orang tua dituntut untuk tetap bisa bersikap tenang dan menemukan cara yang tepat untuk mengelola atau bahkan menghilangkan perilaku nakal balita.

Kendati setiap solusi belum tentu efektif untuk setiap balita, namun ada baiknya bagi Anda untuk senantiasa mencoba beberapa strategi guna menemukan strategi mana yang benar-benar akan berhasil pada balita Anda.

Sebagai referensi, inilah 6 tips yang bisa Anda coba untuk membantu mengatasi balita yang suka memukul sebagaimana dilansir dari WebMD.

Baca Juga: Anak Cenderung Tak Mendengarkan Perkataan Anda, Lakukan 5 Hal Ini!

1. Tetap tenang

Mungkin sulit bagi Anda untuk tetap tenang ketika si kecil memukuli Anda atau orang lain. Namun, hal ini jauh lebih baik untuk diusahakan alih-alih meresponsnya dengan berteriak. Pasalnya, teriakan Anda dapat memperburuk situasi dan mendorong anak untuk menciptakan pukulan yang lebih intens.

Apabila Anda rentan terhadap kecemasan atau kemarahan, luangkanlah waktu sejenak untuk bernapas dalam-dalam dan memikirkan bagaimana reaksi yang tepat. Ini dilakukan untuk menunjukkan kepada anak bahwa Anda mampu memegang kendali dengan baik.

Selalu ingat bahwa memukul adalah perilaku normal pada balita yang pasti bisa Anda atasi. Jadi, Anda tak perlu bereaksi berlebihan atau memukul balik anak Anda saat mereka melemparkan pukulan.

2. Ajarkan anak cara menangani frustasi

Dalam banyak kasus, memukul hanyalah sebuah pelampiasan frustasi. Jika anak balita Anda berhasil menemukan cara pelampiasan frustasi yang berbeda dan lebih efektif dibandingkan memukul, mereka mungkin bersedia untuk beralih ke cara tersebut ketika mereka diselimuti berbagai emosi negatif.

Oleh sebab itu, ajarkanlah si kecil tentang bagaimana mengisyaratkan rasa marah, sedih, atau lelah untuk melabeli emosinya. Dengan begini, Anda akan sangat terbantu untuk memahami maksud dari balita Anda dengan baik meski mereka belum bisa mengucapkannya dengan jelas dan lantang.

3. Perhatikan pemicunya

Sesigap apapun Anda, Anda tidak selalu bisa mencegah anak balita Anda untuk memukul. Kendati begitu, mengambil pendekatan yang proaktif akan membantu Anda untuk mengatasi keadaan unik yang biasanya mengarah pada perilaku bermasalah anak.

Ketahuilah bahwa beberapa anak mungkin cenderung akan memukul ketika mereka lapar. Nah, jika Anda memerhatikan bahwa rasa lapar adalah pemicu utama dari pukulan anak Anda, maka Anda bisa menawarkan mereka camilan yang lezat namun sehat sebelum anak melakukan aktivitas yang sekiranya berpotensi membuat mereka frustasi. Selain lapar, balita juga lebih cenderung untuk memukul atau mengamuk ketika mereka kelelahan.

Adapun pemicu umum lainnya dari kebiasaan memukul pada balita adalah sebagai berikut:

  • Perubahan perkembangan
  • Percepatan pertumbuhan
  • Kecemasan akan perpisahan
  • Bertemu orang baru
  • Orang tua yang terganggu
  • Stimulasi berlebihan

4. Alihkan anak Anda

Jika memungkinkan, jauhkanlah anak Anda dari tempat atau aktivitas yang berhasil membuat mereka frustasi. Pendekatan ini berfungsi sebagai bentuk pengalihan sekaligus sebagai konsekuensi ketika anak Anda tidak dapat bermain dengan baik atau tenang.

Saat Anda mengajak si kecil pergi ke tempat umum lalu mereka membuat kegaduhan dengan memukuli siapa pun yang ada di sekitarnya, maka Anda bisa membawanya sejenak ke tempat yang lebih sepi seperti mobil pribadi. Area yang tenang semacam ini akan memberikan kesempatan dan waktu kepada anak Anda untuk bisa menenangkan dirinya.

Selain itu, mengambil jeda singkat untuk mengalihkan anak dari situasi yang membuatnya frustasi juga akan mengurangi stimulasi berlebihan sampai anak siap untuk kembali ke situasi tersebut. Namun, Anda bisa memutuskan untuk tidak kembali ke tempat atau aktivitas semula dan mengajak anak untuk pulang ke rumah jika sekiranya hal itulah yang terbaik.

5. Peluk anak Anda

Apapun pendekatan yang Anda pilih, penting bagi Anda untuk tetap memberikan beberapa bentuk dukungan kepada anak Anda sesudahnya. Ini bisa berupa pelukan sederhana yang berguna untuk melepaskan neurotransmitter oksitosin dan membuat Anda merasa lebih baik.

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang dipeluk saat menghadapi konflik akan merasa tidak terlalu kesal dan lebih mampu menangani tantangan secara positif. Seiring berjalannya waktu, pelukan menenangkan yang selalu anak dapatkan di tengah permasalahan dapat membantu mereka untuk mengatur emosi yang sulit.

6. Hindari disiplin fisik

Memukul balik balita adalah konsekuensi yang tidak efektif dan hanya akan memperburuk masalah. Penelitian menunjukkan bahwa anak kecil yang dipukul oleh orang tuanya cenderung menunjukkan perilaku bermasalah seperti berdebat atau berkelahi di sekolah.

Saat Anda menerapkan disiplin fisik untuk menghentikan kebiasaan memukul pada balita, itu akan membuat mereka bingung karena orang tua yang telah memberi tahunya untuk tidak lagi memukul justru melakukan hal yang sama yaitu memukul untuk menegaskan maksudnya.

Dikarenakan balita mampu meniru perilaku orang tuanya, maka pastikan bahwa Anda tidak berperilaku negatif dan destruktif dalam keseharian Anda ya. Saat harus mendisiplinkan anak Anda, terapkanlah strategi displin alternatif yang tentunya positif namun tetap efektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News