HOME, Keluarga

6 Tanda Anak Balita Anda Kekurangan Interaksi Sosial, Yuk Cari Tahu!

6 Tanda Anak Balita Anda Kekurangan Interaksi Sosial, Yuk Cari Tahu!

MOMSMONEY.ID - Interaksi sosial mengacu pada pertukaran apapun di antara dua atau lebih individu. Menawarkan banyak manfaat positif, interaksi sosial akan mendorong kesehatan mental yang lebih baik, mengurangi stres dan kecemasan, serta meningkatkan kekuatan otak.

Berbeda dengan orang dewasa dan remaja, anak-anak kecil terutama balita tidak dapat mengenali dan menyuarakan dengan jelas ketika mereka membutuhkan lebih banyak interaksi dengan orang lain khususnya anak-anak seusianya.

Oleh sebab itu, penting bagi para orang tua untuk mewaspadai indikasi dalam perilaku anak balita mereka yang menunjukkan bahwa anak sebenarnya membutuhkan lebih banyak interaksi sosial.

Di bawah ini, ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa anak balita Anda membutuhkan lebih banyak interaksi sosial dengan orang lain.

Tidak boleh Anda abaikan, simak penjelasannya sebagaimana dilansir dari Babygaga berikut ini.

Baca Juga: Kenali 4 Penyebab Bentuk Wajah Tidak Simetris, Cari Tahu Yuk!

1. Anak menolak kontak dan afeksi

Jika anak Anda langsung tersentak saat diberikan kontak atau afeksi, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka memiliki masalah dalam bersosialisasi.

Sebagai orang tua, Anda perlu mewaspadai balita yang tidak merespons sentuhan dan afeksi dengan baik.

Selain menolaknya secara lisan, anak juga bisa menyampaikan ketidaknyamanannya terhadap kontak atau afeksi dengan cara melengkungkan punggung, mendorong orang lain untuk menjauh, atau bereaksi agresif.

Apabila Anda melihat pola semacam itu secara berulang-ulang dan teratur dalam berbagai konteks, bisa disimpulkan bahwa anak Anda membutuhkan lebih banyak sosialisasi.

2. Anak tidak tertarik dengan lingkungannya

Ketika seorang anak menunjukkan sedikit atau bahkan tidak ada rasa ingin tahu terhadap lingkungan atau situasi baru, kemungkinan besar mereka sedang dilanda kecemasan.

Adapun kecemasan ini dapat muncul akibat anak tidak cukup terpapar oleh berbagai interaksi sosial.

Saat anak balita Anda tidak suka menjelajahi lingkungan di sekitar mereka, itu bisa disebabkan oleh preferensi dari Anda sebagai orang tua atau pengasuh mereka yang jarang melibatkan anak dalam kegiatan yang seharusnya.

Jika benar demikian, cobalah untuk mendorong anak supaya lebih sering bermain dengan teman sebayanya guna membantu mereka lebih percaya diri dalam bersosialisasi.

3. Anak terlalu bergantung kepada orang tua

Jika seorang anak terlalu terikat dengan orang tua atau pengasuhnya, itu bisa menjadi tanda bahwa anak jarang berinteraksi dengan orang lain.

Anak-anak yang belum cukup terpapar dengan situasi sosial akan cenderung takut saat harus berjauhan dengan orang tuanya atau cemas terhadap perpisahan.

Waspadai anak balita yang menolak untuk meninggalkan orang tua atau pengasuhnya, tidak tertarik untuk menjelajahi lingkungan mereka, atau mengalami perubahan tempramen ketika orang tua mereka mencoba untuk pergi.

4. Anak menunjukkan tanda-tanda agresi

Sementara beberapa anak akan menjadi cemas dan menarik diri saat mereka jarang terlibat dalam interaksi sosial, anak-anak yang lain mungkin akan menunjukkan tanda-tanda agresi.

Pada balita, agresi dapat bermanifestasi dalam kemarahan yang sering terjadi, perilaku mengganggu, dan kecenderungan untuk melawan atau menyerang orang lain.

Semakin muda anak maka semakin sulit bagi mereka untuk memahami emosinya sendiri. Oleh sebab itu, anak bisa dengan mudah menunjukkan agresi yang tidak biasa.

Dengan mendorong anak untuk meningkatkan interaksi sosial, itu akan membantu mereka untuk mengembangkan keterampilan seperti empati yang memungkinkan anak untuk berinteraksi lebih baik dengan orang-orang di sekitarnya.

Ingat, intervensi orang tua diperlukan bagi anak-anak muda yang memiliki perilaku agresif. Jadi, pastikan Anda menunjukkan contoh perilaku sosial yang positif kepada anak-anak Anda ya Moms.

5. Anak sering gugup dalam situasi sosial

Moms, jika anak balita Anda belum cukup sering bertemu dengan banyak orang yang berbeda terutama dengan anak-anak lain seusia mereka, itu bisa membuat anak Anda cenderung mudah mengalami kecemasan sosial atau ketakutan saat berada di lingkungan sosial.

Pada balita, kondisi semacam ini dapat bermanifestasi dalam berbagai cara termasuk kesulitan menenangkan diri, bereaksi keras terhadap perubahan, tidak nyaman di sekitar suara atau orang baru, ketakutan, atau tidak tertarik pada hal-hal baru.

Sebagai solusinya, lebih sering lah melibatkan anak Anda ke dalam lingkungan dan orang-orang baru. Dengan begini, anak balita Anda akan terbantu untuk mengatasi ketakutan mereka dengan lebih cepat.

6. Anak kesulitan untuk berbagi

Apabila Anda mengamati bahwa anak Anda mengalami kesulitan untuk berbagi, itu bisa menandakan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak paparan dengan anak-anak lainnya.

Selalu ingat bahwa semakin sering seseorang berinteraksi dengan orang lain, maka semakin baik pula bagi seseorang tersebut untuk belajar berkompromi dan bekerja sebagai sebuah tim.

Jadi, saat anak Anda kerap berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya, anak pun akan segera belajar bahwa interaksi dapat berubah menjadi negatif apabila mereka tidak mau berbagi dan bermain dengan baik.

Belajar berbagi tidak hanya datang dari interaksi sosial secara langsung. Orang tua juga memainkan peran yang besar dalam hal menjelaskan konsep dan pentingnya berbagi kepada anak-anak mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News