Keluarga

5 Strategi Parenting untuk Membantu Anak Mengembangkan Perilaku Baik

5 Strategi Parenting untuk Membantu Anak Mengembangkan Perilaku Baik

MOMSMONEY.ID - Strategi parenting yang positif cenderung tidak menekankan kritik pada nilai yang rendah dan perilaku yang tidak diinginkan. Sebaliknya, strategi parenting yang positif justru lebih berfokus pada pujian terhadap perilaku baik.

Kontras dengan strategi parenting yang positif, gaya pengasuhan yang mengutamakan hukuman dan kritik yang keras berisiko membahayakan otoritas orang tua dan bisa mendorong anak untuk menarik diri dari orang tua. Lebih parahnya, anak bisa tumbuh menjadi sosok pemberontak yang terus-menerus mengembangkan perilaku negatif.

Anda ingin anak-anak mengembangkan perilaku yang baik alih-alih buruk? Melansir PsychCentral, cobalah untuk menerapkan 5 strategi parenting berikut ini!

1. Tetapkan aturan dan batasan

Aturan dan batasan cenderung memberikan anak-anak struktur dan otoritas orang tua yang sehat daripada perasaan dibatasi. Semakin konsisten Anda menerapkan aturan dan batasan beserta konsekuensinya, itu akan meningkatkan kemungkinan anak mengikuti apa yang telah ditetapkan.

Pada gilirannya, strukur yang sehat semacam ini dapat membantu anak untuk belajar lebih baik sekaligus meningkatkan kinerja akademik mereka.

Baca Juga: Moms, Ini 4 Cara Mencegah Temper Tantrum pada Anak

2. Tidak meneriaki anak

Meneriaki anak tatkala Anda kesal dengan perilaku mereka dapat meningkatkan kemungkinan anak mengembangkan masalah perilaku atau gejala depresi saat mereka memasuki usia remaja, menurut satu studi pada tahun 2014. Selain itu, kebiasaan ini juga bisa membuat anak marah dan memberontak.

Sebaiknya, tenangkan diri Anda terlebih dahulu sebelum merespons perilaku buruk anak. Setelah diri Anda tenang, barulah mulai berbicara kepada anak dan mencoba bekerja sama dengan mereka secara langsung untuk menyelesaikan konflik tanpa meninggikan suara.

Ini tidak hanya bisa membantu Anda mengatasi perasaan negatif dengan cara yang positif, tetapi juga dapat mengajarkan anak untuk tetap bersikap tenang ketika marah.

3. Validasi perasaan anak

Orang tua yang kerap mengakui dan memvalidasi perasaan anaknya akan menunjukkan kepada anak bahwa semua perasaan mereka entah itu positif maupun negatif merupakan hal yang baik-baik saja. Plus, kebiasaan positif ini juga akan mendukung anak untuk melalui apapun yang mereka rasakan dengan baik.

Pada akhirnya, setiap dukungan yang anak dapatkan dari orang tuanya akan membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial-emosional yang kuat sekaligus membantunya untuk bersosialisasi dengan lebih mudah.

4. Puji anak alih-alih menghukumnya

Cobalah berfokus untuk memuji perilaku positif anak Anda daripada mengkritik atau menghukum mereka karena kesalahan atau perilaku buruk yang telah mereka lakukan. Termasuk bentuk validasi, memuji perilaku baik anak akan mendorong mereka untuk mengulangi perilaku positif tersebut guna mendapatkan perhatian dan validasi dari Anda.

Jika terus-menerus mengkritik anak atau menghukumnya, mereka mungkin akan mencari perhatian dari Anda dengan cara mengulangi perilaku yang tidak Anda sukai.

Memuji alih-alih menghukum anak juga dapat meningkatkan hubungan orang tua-anak. Sebuah studi pada tahun 2017 menunjukkan bahwa orang tua harus mencoba memuji anak-anaknya empat kali lebih sering daripada hanya berfokus untuk mengoreksi masalah perilaku anak.

5. Habiskan waktu berdua bersama anak

Setidaknya selama 10 menit setiap hari, habiskanlah waktu untuk berduaan bersama anak tanpa gangguan gadget atau orang lain. Lakukanlah kegiatan yang Anda dan anak sukai, misalnya berolahraga, berkebun, atau memasak bersama.

Pada dasarnya, anak-anak mendambakan perhatian positif yang tidak terbagi dari orang tuanya. Dengan menghabiskan waktu berduaan bersama anak, itu akan menjadi cara yang bagus untuk memastikan anak mendapatkan yang terbaik dari Anda. Kebiasaan ini juga berpotensi meningkatkan kemampuan sosial dan akademis mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News