HOME, Bugar

5 Dampak Aborsi untuk Kesehatan Reproduksi

5 Dampak Aborsi untuk Kesehatan Reproduksi

MOMSMONEY.ID - Berdasarkan data studi gabungan milik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Institut Guttmacher, satu dari empat kehamilan di dunia setiap tahunnya berakhir dengan aborsi. 

Angka aborsi di Tanah Air sendiri pun masih terbilang cukup tinggi. BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) mencatat kasus aborsi di Indonesia bisa mencapai 2,4 juta per tahun. 

Baik ringan maupun berat, aborsi menimbulkan dampak pada wanita yang menjalaninya. Pasca tindakan dilakukan, sakit perut dan kram, mual, muntah, diare, dan keluar bercak darah pasti dialami. 

Selain dampak aborsi yang dirasakan, tindakan ini memicu sejumlah komplikasi hingga mengancam nyawa. Sebelum memutuskan untuk melakukannya, kamu perlu menyadari apa saja dampak aborsi yang mungkin dialami. 

Sebagian besar dampak tersebut biasanya muncul beberapa hari hingga beberapa tahun kemudian. Dalam kasus yang parah, penanganan gawat darurat medis perlu dilakukan. Nah, berikut beberapa dampak aborsi yang tidak boleh disepelekan. 

Baca Juga: Selain untuk Kontrasepsi, Ini 5 Manfaat Lain dari Pil KB

1. Infeksi

Infeksi adalah efek aborsi yang terjadi pada 1 dari setiap 10 kasus. Dalam studi jurnal Lancet yang mengamati 1.182 kasus aborsi medis ada 27 persen pasien mengalami infeksi yang berlangsung selama 3 hari atau lebih sebagai efek aborsi. 

Infeksi terjadi karena leher rahim akan melebar selama proses aborsi yang diinduksi obat aborsi (baik resep dokter maupun yang didapat dari pasar gelap). 

Ini kemudian menyebabkan bakteri dari luar masuk dengan mudah ke dalam tubuh, memicu timbulnya infeksi parah di rahim, saluran tuba, dan panggul. 

2. Endometritis

Endometritis ditandai dengan peradangan pada lapisan rahim akibat infeksi. Dampak yang satu ini umumnya terjadi pada remaja. 

Jika tidak segera diatasi dengan langkah yang tepat, infeksi meningkatkan risiko komplikasi pada organ reproduksi, masalah kesuburan, dan gangguan kesehatan lainnya. 

3. Perdarahan berat

Perdarahan hebat menjadi dampak aborsi serius yang umum dialami. Perdarahan disertai dengan demam tinggi, dan gumpalan jaringan sebesar bola golf. 

Perdarahan bisa terjadi selama 2-12 jam. Jika kondisi ini tidak mendapat penanganan medis segera, kehilangan nyawa menjadi komplikasi yang bisa saja terjadi. 

Baca Juga: Manfaat Bawang Putih Mentah untuk Tubuh, Apalagi Jika Dikonsumsi Saat Perut Kosong

4. Sepsis

Dalam kebanyakan kasus, infeksi tetap berada di satu area tertentu (rahim, misalnya). Namun, dalam kasus yang lebih parah, infeksi bakteri masuk ke aliran darah Anda dan berjalan ke seluruh tubuh. Ini yang disebut sebagai sepsis. 

Dan ketika infeksi terlanjur menyerang tubuh Anda semakin parah sehingga menyebabkan tekanan darah menurun sangat rendah, ini disebut sebagai syok sepsis. Syok sepsis setelah aborsi termasuk kondisi gawat darurat. 

5. Kerusakan rahim

Kerusakan rahim meliputi kerusakan leher rahim, adanya lubang pada rahim, dan luka robekan pada rahim. Kondisi baru akan terlihat saat kamu melakukan pemeriksaan visualisasi laparoskopi.  

Penting untuk dipahami bahwa sejumlah efek aborsi di atas jarang terjadi dan beberapa risiko juga tampak mirip dengan komplikasi persalinan bayi. 

Yang penting adalah bahwa Anda menyadari risikonya sementara Anda berusaha membuat keputusan penting tentang kehamilan Anda.

Selanjutnya: 5 Olahraga yang Membantu Meredakan Nyeri Saat Haid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News