HOME, Keluarga

4 Perilaku Bermasalah yang Sering Dilakukan Anak Keras Kepala dan Cara Mengatasinya

4 Perilaku Bermasalah yang Sering Dilakukan Anak Keras Kepala dan Cara Mengatasinya

MOMSMONEY.ID - Memiliki anak keras kepala tidaklah seburuk yang dibayangkan. Bahkan, tak jarang anak-anak dengan sifat keras kepala dapat berprestasi di bidang akademik dan pekerjaan. Hal ini dikarenakan anak yang keras kepala kurang rentan untuk menyerah pada tekanan teman sebaya atau lingkungan.

Untuk menghadapi anak yang keras kepala, penting bagi orang tua untuk terlebih dahulu memahami apa yang menyebabkan kekeraskepalaan pada diri mereka. Secara alami, perilaku keras kepala bisa bersifat genetik dan dapat dipelajari dengan cara mengamati orang lain.

Kendati tidak mudah, namun Anda sebagai orang tua harus bisa menemukan solusi terbaik untuk mengendalikan perilaku anak yang keras kepala. Dilansir dari Firstcry Parenting, inilah penjelasan tentang 4 perilaku bermasalah yang sering dilakukan oleh anak keras kepala beserta cara mengatasinya yang bisa Anda jadikan sebagai acuan.

Baca Juga: Kiat-Kiat Menangani Anak yang Keras Kepala Secara Efektif, Orang Tua Patut Tahu

1. Anak rewel dalam hal makan

Kebanyakan anak bisa rewel dalam hal makanan terlebih jika mereka memiliki sifat keras kepala. Untuk menangani anak yang memiliki karakteristik tersebut, Anda bisa menyajikan makanan yang berbeda dalam porsi kecil untuk anak Anda dan biarkan anak memilih makanan apa yang ingin mereka makan lebih banyak.

Selain itu, Anda juga dapat mencoba membuat makanan yang menarik dengan resep kreatif dan tentunya menggunakan bahan-bahan yang sehat. Dan, cobalah untuk melibatkan anak Anda dalam proses pembuatan makanan atau sekadar mengatur meja makan. Untuk melancarkan rutinitas makan anak dan membuatnya selesai dengan lebih cepat, Anda bisa memberikan mereka dessert kesukaannya sebagai hadiah.

2. Anak kesulitan menyelesaikan pekerjaan rumah

Jika anak Anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan atau kewalahan dengan jumlah materi yang harus ditulis maupun dipelajari, Anda dapat mencoba mengatasinya dengan memecah pekerjaan anak menjadi bagian-bagian yang lebih pendek untuk diselesaikan secara bertahap.

Jangan diforsir, arahkan anak Anda untuk mengambil istirahat sejenak di sela-sela waktu mengerjakan tugas. Metode ini berguna untuk mendorong anak supaya bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih cepat daripada dikerjakan dalam sekali duduk.

Pilihan lain yang bisa Anda realisasikan yaitu menggabungkan jadwal mengerjakan tugas anak dengan aktivitas lainnya. Misalnya, Anda bisa mengajak anak Anda untuk belajar mengeja seraya menyirami tanaman.

3. Anak suka pilih-pilih pakaian

Kerap terjadi pada anak-anak terutama yang keras kepala, kebiasaan pilih-pilih pakaian dapat disebabkan oleh keinginan anak untuk mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan acara atau cuaca.

Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi perselisihan akibat kebiasaan pilih-pilih pakaian pada anak adalah dengan memilah pakaian mereka dan menggantinya setiap beberapa minggu. Pastikan Anda juga menyingkirkan pakaian anak yang tidak sesuai dengan musim. Cara ini bisa Anda jadikan sebagai alasan untuk menghindari konflik dengan anak.

Kapan pun Anda ingin anak Anda berganti pakaian, selalu ingat untuk menyiapkan dua atau tiga pakaian yang berbeda dan biarkan mereka untuk memilihnya. Dengan begini, anak akan merasa senang karena bisa membuat keputusan sendiri sekaligus mencegah mereka untuk memberontak.

4. Anak susah tidur dengan cepat

Saat mendekati waktu tidur, anak-anak yang keras kepala mungkin akan berlarian dan mencoba memompa adrenalin sehingga mereka akan cenderung tidak mudah tidur.

Sebagai solusi, Anda bisa menyalakan musik yang menenangkan dan meredupkan lampu sekitar 30 menit sebelum lampu benar-benar dipadamkan. Jangan lupa juga untuk mematikan televisi dan mintalah anak Anda untuk segera mengganti pakaiannya dengan piyama. Sebisa mungkin, hindarilah pertengkaran dengan cara memberikan mereka kesempatan untuk memilih baju tidurnya dan memakainya sendiri.

Sebelum mengarahkan anak untuk pergi ke kamar tidurnya, luangkanlah waktu selama beberapa menit untuk menanyakan kepada anak Anda apakah mereka memiliki sesuatu untuk dibagikan kepada Anda tentang hari mereka atau sekadar bertanya apakah hari mereka baik atau tidak. Melalui cara ini, hubungan antara Anda dan anak pun akan semakin menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News