HOME, Keluarga

4 Alasan yang Memungkinkan Seorang Balita Suka Memukuli Kepalanya Sendiri

4 Alasan yang Memungkinkan Seorang Balita Suka Memukuli Kepalanya Sendiri

MOMSMONEY.ID - Orang tua tentu memiliki berbagai kekhawatiran tentang perkembangan anak-anak mereka. Apa lagi ketika menyaksikan anak yang dengan sengaja membenturkan kepala dan melukai dirinya sendiri. Sudah pasti akan membuat orang tua frustasi dan sangat khawatir.

Apakah Anda pernah menjumpai perilaku anak yang demikian?

Meski mengkhawatirkan, namun situasi tersebut bukanlah pertanda masalah dalam sebagian besar kasus.

Nah, jika Anda kerap melihat anak-anak Anda yang masih balita gemar memukul kepalanya sendiri atau membenturkannya ke dinding, sebaiknya Anda mencari tahu terlebih dahulu alasan apa saja yang memungkinkan mereka melakukan tindakan yang demikian.

Melansir Bright Side, inilah 4 alasan yang memungkinkan seorang balita memukuli kepalanya sendiri.

Baca Juga: Pahami Hal-Hal Ini Sebelum Membuat Kolam Renang di Rumah, Penting!

1. Ingin menarik perhatian Anda

Salah satu alasan di balik perilaku balita yang suka dengan sengaja memukul kepala mereka sendiri yakni ingin menarik perhatian orang tuanya. Demi mendapatkan perhatian Anda, mereka tidak segan untuk menjadikan tindakan memukul kepala tersebut sebagai manuver guna mewujudkannya.

Akibat perhatian yang orang tua berikan terhadap tindakan anak yang demikian, kemungkinan besar anak akan melakukannya kembali secara berulang-ulang.

Ketika anak Anda gemar memukul-mukul kepalanya sendiri menggunakan tangan, kira-kira apa yang akan Anda lakukan? Menyelamatkan mereka agaknya menjadi solusi terbaik, bukan?

Kendati demikian, solusi yang benar-benar terbaik untuk dilakukan yaitu dengan tidak mempermasalahkannya. Supaya tidak berujung membahayakan anak, ciptakanlah lingkungan yang aman guna melindungi anak Anda dari cedera apapun.

Anda bisa menjauhkan tempat tidur anak dari dinding atau pindahkan saja benda apapun yang mungkin akan mereka gunakan untuk memukul kepala mereka sendiri.

2. Cara anak untuk menenangkan diri

Untuk merilekskan dan menenangkan diri, anak balita sangat mungkin melakukan berbagai hal untuk mewujudkannya. Salah satu tindakan yang bisa mereka upayakan untuk menenangkan dirinya sendiri yaitu dengan melakukan gerakan berirama, contohnya memukul-mukul kepala.

Adapun tindakan memukul kepala sendiri sering terjadi pada sebagian balita sebelum mereka tidur. Menurut beberapa peneliti, tindakan memukul kepala yang terjadi pada balita merupakan metode stimulasi dan kenyamanan diri yang cukup bekerja pada balita itu sendiri.

Meskipun begitu, alangkah baiknya bagi Anda sebagai orang tua untuk tetap mengusahakan solusi terbaik guna mengatasi kebiasaan balita yang gemar memukul kepalanya sendiri.

Anda bisa mencoba mengembangkan rutinitas menenangkan diri lainnya yang akan membantu anak tertidur dengan pulas supaya mereka tidak perlu memukul kepalanya terlebih dahulu dengan tangan atau membenturkannya ke dinding hanya untuk mendapatkan ketenangan.

3. Cara balita untuk mengekspresikan emosi

Bayi dan balita adalah makhluk yang sangat emosional. Namun, mereka belum bisa menguasai seni berekspresi menggunakan kata-kata layaknya orang dewasa. Jadi, tidak heran jika bayi dan balita akan lebih banyak melakukan tindakan fisik ketika mereka merasakan emosi tertentu.

Walaupun bahasa anak balita Anda sangat membingungkan, tapi yakinlah bahwa apa yang mereka lakukan penuh dengan emosi yang mana tidak mereka ketahui bagaimana cara untuk mengatasinya.

Nah, jika selama ini Anda sering menjumpai anak Anda memukul-mukul kepalanya sendiri, pertimbangkanlah untuk mulai memasukkan permainan ke dalam hari-hari mereka karena itu sangat bermanfaat. Melalui permainan, anak pun memiliki kesempatan untuk mengekspresikan apapun yang mereka rasakan entah itu kebahagiaan, kesedihan, atau kemarahan dengan cara yang sehat.

Bahkan, metode ini telah terbukti sebagai cara terbaik untuk mengajarkan anak balita Anda tentang pengaturan diri yang baik.

4. Masalah perkembangan potensial

Secara umum, tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika Anda melihat anak Anda yang berusia 1-3 tahun memukul dirinya sendiri. Tetapi, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, memukul atau membenturkan kepala terus-menerus telah dikaitkan dengan gangguan perkembangan saraf seperti autisme.

Agar Anda dapat membedakan apakah tindakan memukul kepala yang terjadi pada anak termasuk normal atau tidak, amatilah frekuensi dan waktu ketika mereka mulai memukul kepala dengan sengaja. Jika Anda melihat bahwa tindakan pemukulan tersebut terjadi sebelum waktu tidur, maka itu bisa dikategorikan normal.

Namun, jika Anda melihat gejala lain atau hantaman yang anak lakukan menjadi tidak terkendali, segera hubungi dokter anak kepercayaan Anda guna mendapatkan jawaban pasti tentang situasi tersebut.

Hanya dokter yang boleh memberikan diagnosis tentang autisme atau gangguan perkembangan saraf lainnya pada anak Anda. Jadi, jangan pernah membuat asumsi apapun tentang permasalahan saraf pada anak balita Anda sebelum Anda benar-benar menemui dokter ya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News