Santai

Pentingnya Manajemen Krisis di Industri Pariwisata

Pentingnya Manajemen Krisis di Industri Pariwisata

MOMSMONEY.ID - Agar destinasi wisata tanah air banyak dikunjungi wisatawan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah agar membentuk Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK). Hal ini juga sebagai upaya menghadirkan pariwisata dan ekonomi kreatif yang tangguh dan berkelanjutan. 

Staf Ahli Menteri Manajemen Krisis Kemenparekraf/Baparekraf Fadjar Hutomo mengatakan pariwisata adalah sektor yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus melibatkan semua pemangku kepentingan yang ada. 

"Kami terus mendorong pembentukan MKK di daerah yakni forum yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait," kata Fadjar Hutomo dalam keterangan resminya ke Momsmoney.

Keberadaan forum ini sangat penting karena pariwisata merupakan sektor yang sangat rentan terhadap krisis baik yang disebabkan bencana alam maupun nonalam.

Baca Juga: 656.622 Pemudik Sudah Menyeberang dari Sumatera ke Jawa

Sehingga gerak cepat dari seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk dapat membantu mencegah atau mengurangi dampak negatif ketika terjadi krisis. 

Seperti saat momen libur lebaran. Meski pergerakan wisatawan khususnya wisatawan nusantara sangat tinggi, namun berdasarkan pantauan Kemenparekraf di tiga provinsi di Pulau Jawa yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, masih ada hal-hal yang kurang mampu memberikan jaminan kenyamanan bagi wisatawan.

Kemenparekraf mengidentifikasi permasalahan di destinasi wisata umumnya berupa persoalan parkir dan retribusi yang belum terkelola dengan baik, akses jalan yang kecil dan rusak, serta persoalan sampah yang tidak terkelola dengan baik saat terjadi lonjakan pengunjung.

"Dari perspektif Kemenparekraf aspek aman, selamat, nyaman, dan menyenangkan itu sangat penting," tutur Fadjar. 

Baca Juga: Film Di Ambang Kematian Hadir di Prime Video

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News